Liputan6.com, Cambridge - Pencarian kehidupan di luar Bumi tidak pernah berhenti. Belakangan, manusia kian dekat menemukan keberadaan kehidupan lain di belantara alam semesta.
Planet kembaran Bumi ditemukan -- yang berada dalam zona layak hidup. Juga ada makhluk dunia yang bertahan hidup di luar angkasa. Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA juga menemukan air di planet Mars.
Baca Juga
Saat ini, mungkin kita belum bertemu alien yang menghampiri Bumi dengan kapal terbang serupa piring. Belum ada pertanda mereka ingin menjajah tempat tinggal manusia atau menjadi parasit di tubuh kita. Mereka mungkin memilih bentuk lain.
Advertisement
Studi yang digagas oleh tim dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian mengulik bentuk kehidupan, dan menemukan mereka bergerak dengan cara menyebar seperti wabah.
"Kehidupan bisa menyebar dari bintang ke bintang, dalam pola yang serupa dengan penyebaran wabah," ungkap Avi Loeb, salah satu penggagas studi dikutip Live Science. "Dalam kata lain, galaksi Milky Way sudah 'terinfeksi dengan kantung kehidupan'."
Konsep kehidupan yang menyebar menyeberangi planet-planet dan bintang disebut panspermia. Baik itu organisme mikro yang mengendarai asteroid, atau makhluk cerdas yang akan melahirkan cakrawala baru. Secara matematis, kedua situasi memiliki pola perkembangan dasar masing-masing.
"Dalam teori kami, gugusan kehidupan terbentuk, bertumbuh, dan saling tumpang tindih seperti gelembung air mendidih," ungkap kepala penulis studi, Henry Lin.
Dengan bentuk pertumbuhan seperti itu, kehidupan akan mengisi tata surya jauh lebih cepat, dibandingkan dengan kemunculan yang berasal dari perkembangan spontan.
Teknologi teleskop berkembang, dan ilmuwan belajar lebih banyak mengenai substansi dan kondisi. Meneliti dari jauh tempat-tempat yang mungkin bisa menopang kehidupan. Para ahli menjadi lebih cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kehidupan di planet lain.
Jika kehidupan terlihat di gugusan tertentu, yang memiliki banyak planet dan bintang berbeda, sangat mungkin bagi organisme berkembang biak di sekujur galaksi.
Bagian tersulit adalam mengidentifikasi pola secara meluas. Manusia hanya mampu melihat bintang-bintang tertentu.
Manusia bisa jadi beruntung, tinggal di lokasi yang tidak terjangkau oleh kehidupan di luar Bumi. Jika itu benar, itu menjadi bukti bahwa kehidupan menyebar, bukannya terus berkembang dan berevolusi.
Nantinya, astronomer akan meneliti contoh kehidupan di salah satu sisi tertentu bumi. Namun, jika benar bahwa Bumi merupakan lokasi yang tidak menjadi pilihan, analisis statistik titik kehidupan yang telah ditemukan akan tetap mampu mengungkapkan pola karakteristik organisme.
Perpindahan kehidupan dari bintang ke bintang, melalui eksplorasi spesies maupun dengan kejadian alam di galaksi, akan secara drastis mengubah anggapan bahwa galaksi merupakan ruang kosong, ke tempat yang dipenuhi kehidupan.
Dengan kata lain, ada kemungkinan kehidupan lain berinteraksi dengan manusia. Menjadi kawan atau lawan, dalam bentuk apapun. (Ein)