Sukses

Tiba di Havana, Paus Fransiskus Puji Membaiknya Hubungan Kuba-AS

Paus Fransiskus mengapresiasi Kuba dan AS yang memutuskan mengakhiri ketegangan diplomasi di antara kedua negara.

Liputan6.com, Havana - Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus tiba di Havana, Kuba, dalam misi perdamaian yang dilakukan bersamaan dengan membaiknya hubungan negara itu dengan Amerika Serikat. Selama 4 hari di Kuba, Paus akan melakukan sejumlah kegiatan, sebelum kemudian bertolak ke AS.

Kedatangan pria asal Argentina yang bernama lahir Jorge Mario Bergoglio ini disambut Presiden Kuba Raul Castro di Bandara Jose Marti. Tak lama setelah mendarat, Minggu (20/9/2015), Paus pun mengapresiasi Kuba dan AS yang memutuskan mengakhiri ketegangan diplomasi di antara kedua negara.

"Dalam beberapa bulan ini, kita telah menyaksikan peristiwa yang penuh harapan, proses normalisasi hubungan 2 masyarakat setelah bertahun-tahun dalam ketegangan," ucap Paus Fransiskus, seperti dikutip Reuters.

Dengan normalisasi ketegangan diplomasi ini, Paus berharap akan menjadi jalan untuk terciptanya perdamaian dunia. "Ini merupakan sebuah contoh rekonsiliasi untuk seluruh dunia," imbuh Paus.

Paus Fransiskus saat tiba di Havana, Kuba, Minggu (20/9/2015). (Reuters)

Paus juga berjanji akan terus memberikan dukungan kepada masyarakat Kuba yang selama ini hak sipilnya dibatasi akibat ketatnya kepemimpinan rezim komunis dalam beberapa puluh tahun terakhir. Paus pun meminta Gereja Katolik diberikan kebebasan untuk beraktivitas di negara itu.

"Sehingga Gereja dapat terus mendukung dan mendorong masyarakat Kuba dengan harapan dan perhatian akan kebebasan, saran, dan ruang yang dibutuhkannya," ucap Paus.

Harapan Masyarakat Kuba

Saat tiba di Havana, pemimpin Katolik pertama dari Amerika Latin itu tampak lelah setelah menempuh 12 jam perjalanan dari Roma. Meski begitu, sambutan hangat masyarakat Kuba membuatnya tetap tersenyum ramah. Dia langsung memberkati sekelompok anak-anak yang menyambutnya dengan bunga.

Sementara itu, warga Kuba pun berharap Paus Fransiskus akan menjadi 'pembela' bagi masyarakat Kuba untuk mengakhiri embargo ekonomi saat mengunjungi AS.

"Kami harap Tuhan akan membantu kami dan saat mengunjungi AS, Beliau bisa menjadi 'pembela' kami," kata salah satu warga Kuba, Yudelkis Geigel.

Paus Fransiskus dan Raul Castro (Reuters)

"Dia Amerika Latin, dia warga Argentina, dia bisa merasakan keinginan dan kebutuhan kami untuk segera mengakhiri embargo ini," ucap perempuan berusia 32 tahun tersebut.

Sedangkan seorang pensiunan bernama Diego Carrera pun menyuarakan harapan yang sama. "Beliau seperti harapan yang memberi napas untuk Kuba," ucap dia.

Ini bukan pertama kalinya otoritas tertinggi Gereja Katolik mendatangi Kuba. Sebelumnya, Paus Yohanes Paulus II mendatangi Kuba pada 1998 dan Paus Benediktus XVI mengunjungi Kuba pada 2012. (Ado/Mut)