Liputan6.com, Washington - Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump kembali mengundang kontroversi dengan mengatakan bukan tugasnya untuk membela Presiden Barack Obama.
Hal itu disampaikan Trump setelah dirinya mendapatkan kritik dari kolega sesama Partai Republik karena tidak mengoreksi pernyataan pendukungnya yang menyebut Presiden AS itu beragama Islam.
Baca Juga
Seperti dilansir Reuters, Minggu (20/9/2015), melalui Twitter, Trump kemudian menjawab kritikan itu dengan menyatakan tidak ada peluang Obama juga akan membelanya jika dia menghadapi serangan serupa.
Advertisement
Kritik terhadap Trump terus bergulir sejak acara kampanye di New Hampshire pada Kamis malam lalu, ketika salah seorang pendukungnya mengatakan Obama merupakan seorang muslim dam bahkan bukan seorang warga AS.
"Kami memiliki masalah di negara ini, yaitu muslim," seru pendukung tersebut.
Menuai Kecaman
Trump membiarkan pernyataan tersebut tanpa mengoreksinya. Hanya beberapa jam setelah itu, bakal calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton mengatakan tindakan Trump yang tidak mengecam retorika yang penuh kebencian itu mengganggu dan salah.
Kecaman juga dilayangkan oleh saingannya dari Partai Republik, senator dari South Carolina Lindsey Graham yang mengatakan Trump seharusnya meminta maaf.
"Dia bermain-main dalam narasi kebencian ini dan dia harus meluruskannya," kata Graham yang mengatakan dia tidak akan mempertanyakan keyakinan Presiden atau kecintaannya pada Tanah Air.
"Para pemimpin memiliki kewajiban untuk mengoreksi pernyataan seperti itu," kata bakal calon presiden dari Partai Republik yang lain, Gubernur New Jersey Chris Christie.
Kebebasan Berpendapat
Tetapi Trump menyerang kembali dengan sejumlah kicauannya di Twitter: "Apakah saya secara moral wajib untuk membela Presiden setiap seseorang mengatakan sesuatu yang buruk atau kontroversial tentang dia? Saya rasa tidak!"
"Jika seseorang membuat sebuah pernyataan yang buruk atau kontroversial mengenai saya kepada Presiden, apakah Anda pikir dia akan membela saya? Tidak ada peluang untuk itu!" tulis Trump.
Trump menambahkan, jika dirinya menantang pria yang membuat pernyataan tersebut, maka dia dapat dituduh campur tangan terhadap hak kebebasan seseorang untuk berpendapat.
Presiden Obama, jauh sebelumnya secara terbuka menyatakan dia beragama Kristen dan lahir dari seorang ibu warga negara AS dan ayah yang warga Kenya di Hawaii.
Tapi Trump merupakan salah seorang yang memimpin sikap skeptis, dengan menantang Obama pada 2011 untuk membuat akta kelahirannya guna menjawab rumor yang menyebutkan dia lahir di Kenya. (Ado/Ans)