Sukses

Temui Ex Presiden Kuba, Paus Fransiskus Bertukar Buku Spiritual

Mereka saling bertukar buku tentang agama dan pemahaman ideologi masing-masing

Liputan6.com, Havana - Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Havana pada Minggu 20 September, menyempatkan diri bertemu dengan pemimpin legendaris dan revolusioner Kuba, Fidel Castro.

Fransiskus bertemu dengan Fidel Castro, setelah merayakan Misa di Havana Revolution Square. Di sana, ia berbicara di bawah potret besar dari para pemimpin revolusioner Ernesto "Che" Guevara dan Camilo Cienfuegos.

Untuk menyambut Paus, sebagai salah satu tokoh penting yang membantu pemulihan hubungan baru antara Kuba dan Amerika Serikat, poster raksasa Yesus Kristus digantung di dekatnya.

Saat itu, pemimpin tertinggi umat Katolik memperingatkan Kuba untuk berhati-hati terhadap bahaya ideologi dan iming-iming keegoisan setelah negara mereka memasuki era baru hubungan lebih dekat dengan Amerika Serikat.

Paus dari Amerika Latin pertama dan Fidel Castro adalah satu-satunya 'simbol kiri' yang bertahan di abad ke-20 di kawasan tersebut. Dalam pertemuannya, keduanya saling membahas urusan agama dan dunia di rumah pensiunan presiden berusia 89 tahun selama sekitar 40 menit.

Juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi mengatakan, pertemuannya tersebut dihadiri juga oleh istri Fidel Castro dan anggota keluarga lainnya. "Sangat santai, penuh persaudaraan dan ramah," katanya seperti dikutip dari Reuters.

Paus Fransiskus memberi Fidel Castro beberapa tulisan resminya, di antaranya 2 buku tentang spiritualitas, serta buku ciptaan Pastor Armando Llorente, seorang imam yang mengajarkan Fidel Castro di sekolah persiapan Jesuit lebih dari 70 tahun yang lalu.

Fidel Castro, yang mengenakan jaket olah raga berwarna biru dan putih, memberi Paus Fransiskus salinan bertajuk Fidel and Religion". Sebuah buku terbitan 1985 yang bercerita tentang wawancara dengan seorang imam Brasil, yang mengangkat tabu untuk berbicara tentang agama di Kuba dan kemudian negara tersebut secara resmi dinyatakan Ateis.

Paus Fransiskus kemudian pergi ke Istana Revolusi, di mana ia mengadakan pembicaraan pribadi selama sekitar 1 jam dengan Presiden Raul Castro -- adik Fidel Castro yang paling muda.

Raul Castro -- yang seorang Ateis seperti saudaranya -- terkejut saat Paus dengan memberinya sebuah patung Yesus yang disalib dengan latar belakang jaring ikan dan dayung.

Dalam kunjungan tersebut, Paus Fransiskus juga berceramah tentang agama di depan puluhan ribu jemaah. Tetapi pidatonya ditaburi dengan kritik dari "elitisme" dan ideologi.

"Kami tidak melayani idiologis, kami melayani orang-orang," katanya di Misa, dihadiri oleh Presiden Raul Castro dan petinggi partai komunis lainnya.

Sementara itu, Polisi Kuba berjaga-jaga dan menangkap para pemprotes kehadiran Paus di Kuba.

Paus Fransiskus juga menyampaikan kritik kepada pemerintah agar tidak saling sikut dan lebih baik merawat satu sama lain, karena Kuba akan menghadapi berbagai tantangan baru perubahan sosial dan peluang ekonomi.

"Pemerintah harus terus menjadi pelayan bagi saudara-saudara yang lemah dan tidak mengabaikan mereka dengan mendahului rencana lain yang lebih menggoda serta mengesampingkan mereka yang membutuhkan pemerintah," nasihatnya.

"Kunjungannya adalah harapan kami untuk perbaikan," kata ahli biologi Benito Espinoza, salah satu jemaah di Lapangan Revolusi. "Kami adalah orang-orang yang optimis, tapi kami telah menderita selama bertahun-tahun."

Ini bukan pertama kalinya otoritas tertinggi Gereja Katolik mendatangi Kuba. Sebelumnya, Paus Yohanes Paulus II mendatangi Kuba pada 1998 dan Paus Benediktus XVI mengunjungi Kuba pada 2012.

Setelah singgah di Kuba, Paus Fransiskus akan terbang ke Washington pada Selasa 22 September. Dia akan bertemu dengan Presiden AS Barack Obama, senator dan utusan PBB. (Rie/Tnt)

Video Terkini