Liputan6.com, Washington - Pulau Langley, terletak di kepulauan Whidbey, Washington, terkenal dengan kelinci-kelincinya.
Bahkan, kelinci telah dianggap sebagai daya tarik utama oleh turis. Mengingat kelinci merupakan hewan lucu dan menggemaskan, mungkin kita tertarik untuk melihat-lihat pulau tersebut.
Baca Juga
Namun pada kenyataannya, jumlah kelinci di pulau Langley sudah tidak terkendalikan hingga membuat dewan kota kewalahan. Karena populasi mereka membludak-- mereka kini sudah dianggap merugikan masyarakat.
Advertisement
"Ada kotoran dimana-mana, dan penyakit yang disebar oleh kelinci mewabah," ungkap direktur fasilitas sekolah Whidbey Selatan, dikutip Huffington Post.
Miller menambahkan, seekor kelinci baru-baru ini telah membuat lubang di tengah lapangan futbol sekolah. Hal ini telah berujung kepada pemerintah setempat untuk melakukan perbaikan senilai US$80.000 (1,15 milyar rupiah).
Sebuah blog dari Seattle bahkan menyatakan hewan pengerat tersebut merupakan atraksi utama Whidbey. Menurut situs resmi pulau, penyebaran populasi kelinci berawal dari kaburnya beberapa ekor kelinci dari festival ke alam liar, yang dicatat mulai dari tahun 2001 lalu.
Kerusakan dari lapangan futbol mendorong dewan wilayah untuk menyatakan kelinci sebagai ancaman bagi komunitas. Beberapa pekebun lokal juga mengaku kelinci-kelinci telah merusak tanaman mereka. Sementara itu penduduk lainnya melaporkan ada 100 ekor bayi kelinci ditemukan lahir di tempat tinggalnya.
Pun begitu, penduduk dan dewan kota tak tega untuk melakukan pemberantasan kelinci.
"Saya rasa bukan ide yang bagus untuk menangkap dan membius mati mereka," ungkap Mayor Fred McCarthy. "Itu tak akan berjalan dengan mulus di Langley."
Sedangkan, kepala polisi Dave Marks menambahkan, "saya tidak setuju dengan membunuh hewan tanpa alasan."
Walau begitu, menurut McCarthy, keputusan untuk tidak membunuh kelinci bukan semata karena ketidaksetujuan publik, namun juga biaya yang dikeluarkan yang terlalu mahal.
Namun anggota dewan telah mempertimbangkan ide untuk melepas hewan predator alami untuk mengendalikan populasi. Representatif sekolah dan kota, termasuk Mccarthy telah mendiskusikan kemungkinan menggunakan burung elang untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem dan menjaga populasi kelinci. (Ikr/Rcy)