Liputan6.com, Tallin - 22 September 1857 pagi, kapal perang ternama Lefort milik Angkatan Laut Rusia berlayar di Teluk Finlandia dalam perjalanan dari Reval--saat ini disebut Tallinn, Estonia--menuju Kronstadt bersama kapal Imperatritsa Aleksandra, Vladimir, and Pamiat Asova, di bawah komando Laksamana I Nordman. Bahtera itu ditumpangi 756 kru serta petugas, 53 wanita, dan 17 anak-anak dari keluarga awak.
Namun tiba-tiba skuadron tersebut terjebak dalam badai. Kapal Lefort bergolak, terguncang, dan terombang-ambing ke sana-ke mari. Tak lama kemudian kapal tenggelam, ditelan lautan di antara Pulau Gogland dan Bolshoy Tyuters, 5,5 mil laut ke utara di timur laut Bolshoy Tyuters bersama 826 orang di dalamnya.
Baca Juga
Kantor berita asing melaporkan, ada seorang yang selamat akibat berpegangan balok dan mengambang ke Gogland.
Advertisement
Badai itu disebut-sebut telah menenggelamkan 30 kapal di pesisir Baltik Rusia.
Menurut penyelidikan, disebutkan dugaan penyebab paling mungkin kecelakaan itu adalah melemahnya kapal akibat pada 1856 digunakan sebagai transportasi untuk pengangkutan beban berat di geladak dua kali.
Hal ini memicu spekulasi bahwa lambung kapal tak memadai dan beban kargo terlalu berat serta disusun secara berantakan. Selain itu, muncul pula dugaan lokasi penyimpanan senjata sengaja dibiarkan terbuka untuk memberikan angin segar bagi para penumpang.
Saat kapal miring, diduga kuat kapal digenangi air. Lubang itu disebut-sebut berkontribusi terhadap tenggelamnya kapal.Â
"Bencana ini telah mempengaruhi bukan hanya mereka yang ada di laut. Banyak orang yang patah hati karena ditinggalkan. Anak-anak menjadi yatim dan keluarga berduka karena kehilangan sanak saudara mereka di berbagai bagian Rusia. Setiap terjadi bencana baru di sana, Lefort akan selalu menjadi ingatan memilukan dan menyedihkan," demikian kata penyidik musibah itu seperti dikutip dari lefortship.com.
Bangkai Lefort ditemukan 158 tahun kemudian, tepatnya pada 4 Mei 2013, di antara Pulau Gogland dan Bolshoy Tyuters.
Lefort dinamai dari Laksamana Franz Lefort, kepala Angkatan Laut Rusia1695-1696. Kini, kenangan tentang kapal perang itu bisa dilihat melalui lukisan fantastis karya Profesor Aivazovsky.
Pada 22 September 1980, perang terpanjang Abad 20 antara Iran dan Irak dimulai. Sementara pada tanggal yang sama tahun 1998, ribuan orang mengungsi akibat pertempuran di Kosovo. (Tnt/Rmn/Sar)