Sukses

Tentara Ancam Lucuti 'Penculik', Kudeta Burkina Faso Berakhir

Rakyat pun merayakan akhir kudeta dan terbukanya kesempatan dilangsungkan pemilihan umum pada akhir tahun ini.

Liputan6.com, Ouagadougou - Pemimpin kudeta Burkina Faso, Jenderal Gilbert Diendere meminta maaf kepada rakyatnya. Ia juga akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan transisi sipil.

"Saya akan membebaskan perdana menteri interim dan Plt Presiden yang menjalani tahanan rumah sejak kudeta," kata Jenderal Gilbert Diendere di Burkina Faso, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (22/9/2015).

Pernyataan itu dikeluarkan setelah militer mengancam akan melucuti paksa anggota pengawal presiden pada hari Senin 21 September 2015 waktu setempat, karena 'menculik' Michel Kafando dan PM Yacouba Izaac Zida. Militer menyatakan akan melakukan hal tersebut tanpa pertumpahan darah.

Diendere dianggap bertanggung jawab atas kudeta Burkina Faso, yang dilakukan menjelang jajak pendapat yang akan digelar 11 Oktober. 

Setelah pengumuman, wartawan Al Jazeera Nicolas Haque melaporkan dari ibukota Ouagadougou, orang-orang turun ke jalan menuju markas besar militer. Mereka hendak merayakan akhir kudeta dan terbukanya kesempatan dilangsungkan pemilihan umum pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, mediator setempat menghabiskan akhir pekan untuk menengahi kompromi antara pemerintah militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta dan para politisi di negara Afrika Barat.

Para politisi mengumumkan rencana pada Minggu malam 20 September, menyerukan pemilu baru pada akhir November. Namun, Diendere tidak menghadiri konferensi pers saat kesepakatan rancangan dibacakan.

Plt Presiden, Michel Kafando juga menyuarakan keberatan tentang proposal yang diajukan politisi tersebut dalam sebuah wawancara radio pada Senin 21 September.

"Saya keberatan tentang rancangan perjanjian ini, yang menimbulkan masalah berakar tanpa solusi," ucap Michel Kafando.

Bagi Diendere dan pendukungnya, rencana itu akan memungkinkan loyalis mantan presiden lama bisa ambil bagian dalam pemilihan.

Salah satu alasan utama kudeta yang dilakukannya, berisi tuntutan untuk peraturan pemilihan yang disetujui awal tahun ini melarang anggota bekas partai yang berkuasa untuk kembali menjabat.

Berdasarkan rencana itu, Diendere akan mundur dan plt presiden yang digulingkan akan kembali ke posisi semula sampai pemilihan dilangsungkan.

Draft rencana itu rencananya akan dibawa ke blok regional Afrika Barat yang dikenal sebagai Economic Community of West African States (ECOWAS) di Nigeria pada Selasa ini.

Presiden Burkina Faso sebelumnya, Blaise Compaore menjabat sebagai presiden selama 27 tahun dan upayanya untuk memperpanjang kekuasaannya menuai protes besar-besaran yang berujung pada penggulingan dirinya.

Beberapa orang telah tewas dan puluhan lainnya terluka selama demonstrasi menentang kudeta tersebut. (Tnt/Mut)

Video Terkini