Sukses

Ilmuwan Ungkap Zat 'Aroma Kematian' Manusia

Ilmuwan mengidentifikasi zat-zat kimia yang dikeluarkan manusia setelah meninggal.

Liputan6.com, Belg Sekelompok ilmuwan dari Universitas di Belgia berhasil mengungkap apa yang disebut dengan zat 'aroma kematian' manusia. Para ilmuwan tersebut menemukan cairan dari lima senyawa kimia yang dilepaskan oleh daging manusia yang telah membusuk.

Peneliti harus menganalisis gas yang dipancarkan dari jaringan dan sampel organ dari manusia dan sejumlah hewan lainnya termasuk babi, tikus, kelinci, katak dan burung.

Para ahli forensik toksikologi kemudian mampu mengidentifikasi lima senyawa - dikenal sebagai ester (suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik) - yang dikaitkan dengan kerusakan otot, lemak, dan karbohidrat dan sepenuhnya unik untuk manusia.

Dilansir dari Daily Mail, penelitian tentang zat yang terkandung dalam orang yang telah meninggal ini telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah PLOS ONE edisi September 2015.

Zat temuan ini dapat dibaui lebih baik oleh anjing pelacak, yang dapat digunakan oleh polisi dan tim penyelamat untuk mencari mayat.

Eva Cuypers, seorang ahli forensik toksikologi dan penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa bahkan tim penelitian bisa membantu mengembangkan perangkat portabel yang dapat mendeteksi mayat.

"Para peneliti telah mencoba untuk memahami 'bau kematian' untuk lebih dari satu dekade," katanya pada Elizabeth Pennisi dari Majalah Sains.

"Selama waktu itu (kematian), daftar organik, senyawa-senyawa yang dilepaskan selama pembusukan telah berkembang cukup lama, tetapi sudah ada laporan yang bertentangan tentang mana yang dikeluarkan hanya oleh manusia", tambahnya.

Cuypers mengakui bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan tertentu, yang akan dibahas dalam penelitian lebih lanjut.

"Langkah berikutnya dalam penelitian kami adalah untuk melihat apakah senyawa yang sama ditemukan pada mayat yang telah dikubur di tanah, atau mayat yang membusuk di lapangan dan untuk melihat apakah anjing terlatih merespon pada campuran yang lebih spesifik dari tubuh manusia yang membusuk," katanya. (Dsu/Rie)