Sukses

JK: Kerja Sama Selatan-Selatan Jawab Tantangan Global Terkini

Penyelerasan itu sejalan dengan prinsip awal dalam Konferensi Asia-Afrika.

Liputan6.com, New York - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK meminta kerja sama selatan-selatan perlu diselaraskan dengan agenda pembangunan pasca-2015. Penyelerasan itu sejalan dengan prinsip awal dalam Konferensi Asia-Afrika.

Hal itu diutarakan JK dalam pidatonya pada High-Level Roundtable on South-South Cooperation di New York, Amerika Serikat.

"Kerja Sama Selatan-Selatan perlu diselaraskan dengan Agenda Pembangunan Pasca-2015 dengan tetap berpegang pada prinsip awal yang dimandatkan oleh Konferensi Asia Afrika tahun 1955," kata JK dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (26/9/2015).

Pertemuan dihadiri 18 negara dan 9 (sembilan) organisasi yang dipandang aktif mengusung Kerjasama Selatan-Selatan, termasuk Indonesia.

Dari perspektif Indonesia, Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) yang sebelumnya simbol kebangkitan kerja sama dalam menghadapi kolonialisme, imperialisme dan situasi Perang Dingin harus mengikuti perkembangan dan merespons perkembangan dunia terkini.

Semangat kerja sama ini, kata Jusuf Kalla, bertransformasi menjadi keinginan untuk merevitalisasi Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru menuju Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular yang dapat menjawab tantangan global terkini.

"Seperti ketidakpastian kondisi perekonomian dunia, melebarnya jurang pembangunan, kelangkaan sumber energi dan pangan, dampak perubahan iklim dan ancaman radikalisme serta ekstrimisme," ucap pria yang akrab disapa JK ini.

JK menekankan bahwa kerja sama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi antarnegara berkembang perlu diperkuat. Negara-negara juga harus didorong untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam menghadapi konflik internal dan ancaman radikalisme serta kekerasan melalui penyelesaian damai.

"Diharapkan melalui KSS, negara-negara berkembang dapat memperkuat kapasitas dan solidaritas dalam berbagai negosiasi internasional," kata dia.

KSS juga diminta untuk berperan dalam proses implementasi Agenda Pembangunan Pasca-2015 dan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam berbagai kemitraan global, termasuk public-private-partnership.

"Indonesia telah menyampaikan komitmennya pada KAA tahun 2015 untuk memberikan dukungan institusional dalam rangka pembentukan Pusat Asia Afrika," tandas JK. (Ali/Dan)