Liputan6.com, New York - "Sesuatu yang lama, sesuatu yang baru, sesuatu yang dipinjam, dan sesuatu yang biru," begitulah bunyi syair asal inggris yang diaplikasikan sebagai tradisi pemilihan pernak-pernik pernikahan.
Dalam pernikahan Abigail Kingston, gaun pengantinnya  adalah sesuatu yang 'dipinjam' dari 4 generasi lalu. Ia menjadi wanita ke-11 dalam keluarga yang mengenakan gaun yang sama. Gaun yang dibuat pada 120 tahun lalu.
Baca Juga
Top 3 Berita Hari Ini: Wamen Pariwisata Minta Maaf Usai Diprotes karena Angkat Lagi Wacana Wisata Halal di Bali
Viral Wanita Pakai Gaun Pernikahan Ibunya 28 Tahun Lalu, Modelnya Disebut Awet dan Tak Terkesan Jadul
Detail Gaun Pengantin Mitzi Abigail yang Simpel tapi Mahal Saat Dinikahi Anthony Ginting
Baju pengantin cantik berbahan satin ini dijahit tangan di New York pada tahun 1895. Orang pertama yang mengenakannya adalah Mary Lowry. Nenek buyut dari Ibu Kingston. Dibuat pada era Victoria, gaun itu pun memiliki potongan dan estetika sesuai dengan era tersebut. Dengan lengan yang mengembang, bodice yang pas badan, dan rok mengembang besar.
Advertisement
Kingston masih ingat saat ia berusia 8 tahun dan mengikuti les piano. Sembari bermain, di atas piano ia melihat foto hitam putih enam pengantin. Termasuk ibunya, Leslie Kingston.
"Saya terus menatap foto itu, dan berpikir 'suatu hari saya berharap akan menikah dan mengenakan gaun itu," Kingston yang merupakan asisten eksekutif dari Charlotte, NC menuturkan pada News.com.au. "Saya ingin pernikahan bak negeri dongeng seperti itu."
Saat Kingston (30) bertunangan dengan kekasihnya, Jason Curtis (32) di Grand Central Terminal, tahun lalu, ia sempat skeptis mimpinya akan jadi kenyataan.
Pengantin terakhir yang mengenakannya, sepupu Kingston, menikah pada tahun 1991 lalu. Saat gaun tersebut tiba di rumah ibu Kingston di Bethlehem, PA, gaun itu sudah berubah warna kecokelatan, sobek-sobek, dan kekecilan untuk Kingston yang memiliki tinggi 177 cm.
"Awalnya saya berpikir tidak mungkin saya mengenakan gaun ini," ungkap Kingston.
Namun, gaun tersebut tidak dalam kondisi yang seratus persen sama sejak 1895. Setiap pengantin menambahkan hiasan dan mengubah potongan dan gaya gaun. Renda ditambahkan, dan gaun yang semula bermodel katedral (panjang menyapu lantai) kini hanya sepanjang betis.
Kingston dan ibunya pun merombak lagi busana itu, sehingga cocok dikenakan Kingston, namun tidak mengurangi estetika gaya victorian gaun yang melekat sejak diciptakannya gaun.
"Ini bukan tentang berpaku pada model asli, namun tentang tradisi keluarga lintas generasi yang diturunkan dari pengantin dan pengantin. Ini jauh lebih bermakna," ungkap Kingston.
Jadilah, desainer Deborah LoPresti bekerja menguras keringat dalam 200 jam untuk merombak gaun sesuai dengan desain awal. LoPresti memilah-milik berbagai sampel kain di New York selama berjam-jam, dan menghabiskan tiga hari menjahit dengan tangan 80 aksen lipatan di bagian lengan gaun.
Kingston akan tampil secantik mungkin dalam balutan gaun 120 tahun ini ketika ia menikahi sang pujaan hati di Pennsylvania pada 17 Oktober mendatang.
"Awalnya gaun ini seperti baju bekas, namun saat saya melakukan fitting terakhir, saya merasa bak Cinderella," ungkapnya. (Ikr/Rie)