Sukses

Jemaah Haji Indonesia Korban Tragedi Mina Telah Dimakamkan

Hingga Rabu pukul 02.00 waktu Arab Saudi (WAS), tercatat 57 jemaah haji Indonesia wafat akibat tragedi Mina.

Liputan6.com, Mina - Sebagian jemaah haji yang meninggal dunia dalam tragedi Mina saat hendak melempar jumrah mulai dimakamkan. Sedangkan proses identifikasi jenazah masih terus berlanjut.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekah Arsyad Hidayat mengungkapkan, pihak Arah Saudi telah melakukan penguburan jenazah korban tragedi Mina sejak Senin 28 September lalu. Terutama jenazah yang sudah teridentifikasi.

"Langkah ini diambil untuk menghindari penularan penyakit yang bersumber dari jenazah yang sudah terlalu lama," kata Arsyad di Mekah, Rabu (30/9/2015).
 
Arsyad menambahkan, sebanyak 4 kontainer berisi jenazah sudah dibawa ke Jeddah untuk dilakukan identifikasi di salah satu rumah sakit. "Kami akan terus berupaya mencari jamaah haji yang masih belum ditemukan sampai dengan saat ini dan akan dikabarkan dalam kesempatan waktu sesegera mungkin untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi keluarga, kerabat, dan seluruh masyarakat Indonesia," terang Arsyad.

Hingga Rabu pukul 02.00 waktu Arab Saudi (WAS), tercatat 57 jiwa wafat. Angka ini bertambah 11 jiwa dari jumlah korban wafat yang sebelumnya sebanyak 46 orang.

Arsyad Hidayat mengatakan, jumlah jenazah jemaah Indonesia yang baru teridentifikasi tersebut masih berasal dari kontainer mayat yang lama.

"Sampai saat ini masih ada lima kontainer yang belum dibongkar, empat di antaranya dibawa ke Jeddah," kata Arsyad di Mekah, Arab Saudi.

Ia mengatakan, ke-11 korban baru berhasil diidentifikasi tidak hanya melalui penelusuran file pelengkap jenazah yang ada di pemulasaran mayat Al Muasim. Namun juga identifikasi melalui sidik jari, mengingat saat ini kondisi jenazah sudah tak baik.

Sementara menurut data terakhir pada Selasa waktu setempat, yang belum kembali ke tempat pemondokan hampir satu pekan sejak tragedi Mina pada Kamis 24 September tercatat mencapai 81 orang.

"Kami selalu melakukan updating namun kami selalu berpegang pada prinsip akurasi data dan prinsip kehati-hatian," tegas Abdul Djamil.

Ditambahkan Abdul Djamil, data kematian baru dirilis apabila sudah ada kecocokan antara foto, nama, nomor paspor, asal daerah jemaah haji dan informasi dari pimpinan kloter atau pimpinan rombongan. Oleh sebab itu proses identifikasi memakan waktu lama.

"Karena pemerintah Saudi di dalam prosedur tetap menangani korban seperti ini, mendahulukan penanganan terhadap korban (korban luka), karena dimungkinkan masih ada korban luka yang membutuhkan pertolongan segera," kata Abdul Djamil yang sedang berada di Mekah.

Menurutnya, hingga hari keenam pasca-tragedi Mina masih banyak jenazah yang belum diidentifikasi. Sejauh ini dilaporkan jumlah jemaah haji meninggal dunia dari berbagai negara yang disebutkan oleh pemerintah Arab Saudi, mencapai 769 orang.

Akan tetapi, sejumlah diplomat asing di Saudi yang diperlihatkan foto-foto jenazah, mengatakan korban meninggal akibat tragedi Mina lebih dari 1.000 orang. Namun pihak berwenang Arab Saudi sudah membantahnya dengan mengatakan foto-foto itu termasuk korban musibah crane runtuh dan yang meninggal secara alami namun belum teridentifikasi.

Peristiwa Mina, yang tercatat terburuk dalam 25 tahun terakhir, terjadi kurang dari 2 pekan setelah musibah crane runtuh di Masjidil Haram dan menewaskan 111 jemaah haji termasuk dari Indonesia. (Tnt/Mut)