Liputan6.com, Jakarta - Dengan segala cara, ilmuwan Rusia, Anatoli Brouchkov berusaha mencari ramuan awet muda.
Sampai-sampai, ia rela jadi kelinci percobaan, menerima suntikan bakteri berusia jutaan tahun yang diyakini bisa membuatnya melawan waktu. Mencegah penuaan. Â
Bacillus F -- namanya -- adalah bakteri yang luar biasa. Sebab, ia tetap hidup di permafrosta atau tanah yang berada di titik beku pada suhu 0 derajat C.
Para ilmuwan telah mengujinya ke tikus dan sel darah manusia. Namun, Brouchkov belum merasa cukup. Ia memutuskan untuk menyuntikkan bakteri tersebut ke tubuhnya sendiri.
Bagaimana hasilnya?
"Aku bisa bekerja dengan durasi lebih lama dan tak terserang flu selama 2 tahun," kata kepala Geocryology Department di Moscow State University, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Kamis (1/10/2015).
"Setelah eksperimen berhasil untuk tikus dan lalat buah, kupikir menarik untuk mencoba kultur bakteri yang tak lagi aktif itu," tambah dia kepada The Siberian Times.
Menurut Brouchkov, apa yang dilakukannya tak berbahaya. Apalagi, bakteri tersebut terlacak dalam perairan di sekitar permafrost.
Baca Juga
Advertisement
"Permafrost yang mencair mengirimkan bakteri ke perairan, jadi penduduk setempat, orang-orang Yakut (Yakutia), dalam waktu lama berinteraksi dengan bakteri yang mengontaminasi air," kata Brouchkov. "Dan hasilnya, mereka hidup lama daripada suku lain. Jadi, tak akan berbahaya bagi saya."
Meski bukan percobaan ilmiah yang layak, Anatoli Brouchkov mengklaim, bakteri itu punya efek positif bagi dirinya.
"Memang bukan eksperimen ilmuan, jadi saya secara profesional tak bisa mendeskripsikan efeknya. Namun, yang jelas, sudah 2 tahun aku tak terjangkit flu. Mungkin ada efek samping namun harus ada peralatan medis khusus untuk mendeteksinya," kata dia.
Untuk mengetahui lebih pasti efeknya, pengujian harus dilakukan secara klinis, dengan peralatan khusus dan melibatkan statistik.
Pencarian ramuan awet muda dilakukan banyak orang. Sebagian rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli 'makanan super' atau superfood, lainnya tak ragu melakukan hal aneh seperti menyuntikkan darah sendiri ke bagian wajah.
Jika bakteri berusia jutaan tahun itu nyatanya ampuh, dan para ilmuwan bisa melipatgandakan kemujarabannya, niscaya itu bisa membuat sejumlah orang kaya raya dengan menjualnya.
Brouchkov mengatakan, pihaknya masih melakukan eksperimen terhadap bakteri tersebut. "Kami harus mengetahui bagaimana bakteri ini mencegah penuaan," kata dia. Â
Juga memastikan bagaimana bakteri tersebut membawa keuntungan bagi manusia.
Tak hanya membuat awet muda, bakteri itu konon nisa meningkatkan kesuburan -- memungkinkan tikus betina tua bereproduksi setelah kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan seorang anak. (Tnt)
Baca juga:
Kisah Bangsawan Sadis, 'Mandi Darah Perawan' Demi Cantik Abadi