Sukses

Rusia Tolak Tuduhan AS Soal Jatuhnya Misil di Iran

Iran juga mendukung pernyataan Rusia dan mengklaim negaranya bagian dari perang psikologis Washington-Moskow.

Liputan6.com, Moskow - Pemerintah Rusia menolak tuduhan AS bahwa empat misil yang mereka luncurkan dari kapal induk di Laut Kaspia meleset dari target di Suriah dan mendarat di Iran.

Negeri Beruang Merah itu mengklaim bahwa [26 misilnya](2335590/ "") mengenai target di Suriah. "Tidak peduli seberapa menyebalkan dan tak terduganya serangan itu untuk rekan-rekan kami di Pentagon dan Langley, serangan kami kemarin yang mengincar di infrastruktur ISIS di Suriah tepat menghantam target."

Kantor berita resmi Iran, Fars, melaporkan kementerian pertahanan Iran juga menolak laporan AS itu. Ia mengklaim Iran adalah bagian dari 'perang psikologis' antara kedua negara besar tersebut, seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (9/10/2015)

Sementara itu, pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS menolak untuk mengomentari pernyataan balasan Moskow.

Rusia dan Iran adalah pendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Suriah di bawah Assad selama 4 tahun berperang terhadap kelompok oposisi. Kelompok tersebut di antaranya telah menerima pelatihan AS dan didukung oleh negara-negara Arab Sunni termasuk Arab Saudi.

AS dan sekutunya juga melakukan serangan udara terhadap ISIS, yang juga berperang melawan Assad dan oposisi.

Menteri pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan Prancis telah meluncurkan serangan udara baru di sebuah kamp pelatihan ISIS di Suriah. "Perancis memukul ISIS di Suriah. Dan ini bukan pertama kalinya, dan tidak akan menjadi yang terakhir kalinya," katanya kepada radio Europe 1. "Jet Rafale Perancis telah menjatuhkan bom di kamp pelatihan ini."

Kegiatan militer ISIS di daerah tersebut telah dipantau oleh militer dan intelijen AS.

Televisi pemerintah Suriah mengutip sumber militer mengatakan rudal berhasil mengenai 11 posisi ISIS di Raqqa, Aleppo dan Idlib.

Serangan udara Rusia di Suriah telah membuat AS dan sekutunya khawatir terhadap kawasan tetangga di utara Suriah, yaitu Turki, terkena dampaknya. Mereka beberapa kali mengatakan wilayah udaranya berulang kali dilanggar oleh jet Rusia.

Menlu AS John Kerry, pada Kamis 8 Oktober menghubungi menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov tentang kekhawatiran AS atas target Moskow yang tidak mengenai ISIS.

Jet Rusia dan kapal perangnya disebutkan memang telah membombardir sasaran di Suriah selama 10 hari. Moskow mengatakan serangan itu ditujukan kepada ISIS yang menguasai sebagian besar utara dan timur Suriah.

Tapi menurut AS dan sekutunya, dearah tersebut dipegang kelompok-kelompok pembangkang Assad. Ini yang membuat pihak Barat menuduh intervensi Rusia adalah untuk mendukung Assad.

Lembaga HAM yang berbasis di Inggris mengatakan ISIS berhasil menguasai daerah-daerah yang dikuasai pemberontak Assad di Aleppo. (Rie/Tnt)