Sukses

Khawatir Tabrakan, Rusia-AS `Rapat` Gempuran ISIS di Suriah

Amerika Serikat dan Rusia sama-sama melakukan serangan bom terhadap militan ISIS di Suriah, meski secara terpisah.

Liputan6.com, Washington - Markas keamanan Pentagon mengungkapkan, Rusia sudah sepakat untuk mengadakan pertemuan dengan Amerika Serikat, terkait keamanan saat pengeboman di Suriah. Pertemuan itu digagas karena muncul kekhawatiran kecelakaan tabrakan, karena kedua negara sama-sama melakukan serangan terhadap militan ISIS di Suriah -- meski secara terpisah.

"Pertemuan itu sangat mungkin terjadi akhir pekan ini," kata juru bicara Peter Cook seperti dikutip dari BBC, Sabtu (10/10/2015).

Selain itu, pihak Amerika Serikat dan sekutu NATO juga menyatakan terganggu, karena pesawat-pesawat jet Rusia sudah beberapa kali melanggar wilayah terbang Turki.

Pertemuan ini diperkirakan akan membahas tentang seberapa besar jarak pemisahan antara pesawat jet Amerika Serikat dan Rusia, dan bahasa apa yang menjadi standar komunikasi para kru.

Awal pekan ini, pejabat Pentagon mengatakan, mereka harus melakukan setidaknya satu manuver pemisahan yang aman agar jet tempur Amerika Serikat tidak berada terlalu dekat dengan pesawat Rusia di atas Suriah. Peristiwa ini terjadi pada 1 Oktober, tapi Pentagon tidak memberi penjelasan lanjutan.

Pihak Rusia juga sudah meluncurkan roket dari kapal perang di Laut Kaspia. Namun ada kekhawatiran bahwa Rusia sebenarnya menyerang lawan-lawan Presiden Bashar al-Assad, bukan posisi kelompok militan ISIS.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter pada Jumat 9 Oktober, menuduh Rusia melakukan operasi militer 'cacat' di Suriah, yang dinilai bisa memicu perang sipil sehingga mendorong ekstremisme. Namun, pemerintah Negeri Beruang Merah itu membantah pernyataan yang menyebutkan mereka menyerang sasaran yang bukan ISIS dalam sepekan terakhir. (Tnt/Sun)

Video Terkini