Liputan6.com, Amerika Serikat - Berbagai fenomena unik satu per satu telah ditemukan di planet Mars. Yang terbaru, robot milik NASA, Curiosity menemukan bukti adanya danau di masa lampau pada planet merah.
Dilansir dari Reuters, Senin (12/10/2015), tiga tahun setelah mendarat di kawah raksasa Mars, kendaraan robotik Curiosity menemukan bukti bahwa cekungan itu berulang kali berisi air, memperkuat kemungkinan adanya kehidupan di Mars.
Para peneliti memberikan gambaran paling komprehensif tentang bagaimana Kawah Gale, cekungan kuno dengan lebar 140 kilometer, terbentuk dan meninggalkan gundukan sedimen yang berdiri setinggi lima kilometer di dasar kawah. Pada awal misinya, Curiosity juga pernah menemukan sisa-sisa kerakal sungai dan endapan dari danau dangkal.
Advertisement
Riset terbaru yang dipublikasikan dalam Jurnal Science menunjukkan bahwa dasar kawah naik dari waktu ke waktu, hasil dari sedimen yang menetap, lapis demi lapis, yang mungkin sudah berlangsung ribuan tahun, kata ahli geologi John Grotsinger dari California Institute of Technology.
"Kami tahu bahwa ada danau di sana, tapi kami belum punya bayangan seberapa besar," kata Grotzinger.
Air dari bagian utara kawah secara teratur mengisi cekungan, menghasilkan danau-danau tahan lama yang bisa menjadi tempat hidup. Para ilmuwan menduga air datang dari hujan atau salju.
"Jika seseorang menemukan bukti keberadaan danau-danau, itu tanda yang sangat positif untuk kehidupan," lanjutnya.
Para ilmuwan mempelajari bahwa Mars memiliki semua bahan yang dianggap penting untuk kehidupan. Namun persisnya bagaimana Mars bisa mendukung air permukaan bertahan lama masih menjadi misteri.
Planet tersebut dikatakan telah kehilangan medan magnet global yang memungkinkan radiasi matahari serta kosmik, secara bertahap menghilangan perlindungan atmosfernya. Kondisi tersebut bisa menguapkan carian dengan cepat, sehingga keberadaan air di sana masih menjadi tanda tanya besar.
Grotzinger mengatakan, "Jika kau punya badan air berdiri yang tahan berjam-jam sampai berhari-hari tanpa mendidih, itu kejutan yang sangat besar."
Menurut catatan peneliti, model komputer terkini menunjukkan semacam selimut atmosferik Mars yang bisa cukup tebal untuk mendukung danau-danau bertahan lama. Diduga Mars punya gas rumah kaca atau bahan kimia lain yang kini sudah hilang.
Pekan lalu, ilmuwan lain mempublikasikan hasil riset yang menunjukkan jika tetesan air asin mengalir secara musiman di Mars, mengukir menuju dinding tebing sepanjang ekuator. Sementara sumber airnya masih belum bisa ditemukan. (Dsu/Rcy)