Sukses

Hebat, Petani Australia Kembangkan Drone Pembasmi Hama

Keberadaan drone semakin dimanfaatkan oleh banyak orang, termasuk bagi mereka yang terlibat dalam industri pertanian.

Liputan6.com, Queensland - Keberadaan drone semakin dimanfaatkan oleh banyak orang, termasuk bagi mereka yang terlibat dalam industri pertanian. Kini drone digunakan untuk mengawasi dan membasmi hama yang sedang dikembangkan oleh petani asal Queensland, Australia.

Penggunaan drone untuk membasmi hama pertanian akan mulai diuji oleh sejumlah petani di negara bagian Queensland.

Salah satunya adalah seorang petani buah leci, yang kini mulai meneliti kemungkinan penggunaan drone untuk membasmi hama, seperti hewan jenis burung dan kelelawar.

Craig Van Rooyen bekerja sama dengan sejumlah konsultan, petani, dan peneliti dari Central Queensland University menguji coba penggunaan drone untuk mendeteksi keberadaan burung dan kelelawar.

Nantinya, drone tersebut akan terbang ke arah hewan-hewan tersebut untuk menakuti dan mengusir mereka dari tanaman.

Van Rooyen mengaku jika sebelumnya ia sudah mencoba sejumlah cara untuk mengontrol hama. Mulai dari penggunaan sinar hingga suara nyaring, termasuk pengawasan dengan senjata api, tapi tidak ada yang sepenuhnya efektif.

"Aku pikir seandainya ada yang bisa melakukan tugas pembasmi hama di saat saya mengurusi karyawan, maka rasanya akan sempurna. Aku rasa penggunaan drone akan cocok untuk permasalahanku, tapi harus dilakukan secara otomatis," ucap Rooyen seperti dikutip dari Australia Plus, Selasa (13/10/2015).

Menurutnya, drone tersebut bisa diprogram untuk lepas landas, terbang berkeliling, mendarat untuk di-charge, sebelum diterbangkan kembali. Ia juga menambahkan, akan lebih baik jika ada metode pendeteksian saat kelelawar datang, misalnya dilengkapi dengan sinar infra merah, yang kemudian akan memberikan sinyal agar drone datang.

Saat ini, penelitian untuk pengembangan drone sedang terfokus kepada penciptaan sistem deteksi tersebut. Fase ini menjadi sangat penting sebelum akhirnya dibuat secara otomatis.

Van Rooyen juga mengatakan, jika ia telah bekerja sama dengan pihak universitas dan badan Otoritas Keselamatan Penerbangan (CASA) di Australia untuk meyakinkan bahwa drone yang akan digunakannya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

"Drone yang kami program tidak akan terbang tidak lebih dari 20 meter dari permukaan tanah," ujarnya. Tak hanya itu, nantinya drone tersebut hanya akan terbang di lahan pertanian miliknya yang bisa diawasi melalui komputer untuk mencegah risiko yang membahayakan.

Menurut Rooyen, pasar ekspor buah leci seperti China dan Amerika Serikat memiliki peluang yang sangat besar. Tapi dampak keberadaan hama burung dan kelelawar menyebabkan para petani hanya bisa mengawasi lahan yang lebih sedikit.

"Saat ini aku hanya bisa menjaga sejumlah lahan tertentu saja, tetapi jika nantinya ada drone yang bisa membantuku, maka jumlah lahan yang bisa dimonitor lebih luas lagi," ujar dia.

Dengan cara ini, ia berharap dapat memajukan industri buah leci dari kawasannya. (Tnt/Rcy)

Baca Juga:

Peneliti Gunakan Drone untuk Membangun Jembatan

Begini Cara Menggunakan Drone Untuk Memancing Ikan