Liputan6.com, Canberra - Di Australia, bukan hanya murid-murid tingkat TK hingga SMA saja yang antusias belajar Bahasa Indonesia. Para kadet di negeri kanguru itu, baik yang berasal dari Angkatan Darat, Laut maupun Udara, yang sedang menuntut ilmu di Australian Defense Force Academy (ADFA) di Canberra, juga tak kalah semangat untuk menguasai Bahasa Indonesia.
Meski baru belajar setelah menjadi kadet Australia selama 2 hingga 3 tahun, namun kemampuan berbahasa Indonesia mereka sangat mengagumkan. Seperti yang mereka tunjukkan ketika ikut serta dalam Lomba Pidato Bahasa Indonesia dalam rangka 'Indonesia Day' yang diselenggarakan di Kampus ADFA pada tanggal 15 Oktober 2015.
Bahkan pembawa acaranya pun, yakni Kate Milward dan Tingting Luo juga menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik.
Advertisement
Dalam lomba tersebut, 2 orang kadet yang berasal dari Kamboja dan Vietnam yang tengah mengambil pendidikan di ADFA, juga menunjukkan kebolehannya berpidato dalam Bahasa Indonesia secara meyakinkan.
Topik pidato yang dipilih dalam lomba tersebut cukup beragam, mulai dari Pancasila, hubungan bilateral, makanan, tujuan pariwisata hingga tentang Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Soekarno serta Megawati Soekarnoputri. Salah satu peserta lomba juga mengangkat masalah sinetron yang sangat populer di Indonesia.
"Penguasaan Bahasa Indonesia, termasuk oleh para kadet Australia, sangat dibutuhkan untuk mendekatkan dan merekatkan jalinan persahabatan hubungan kedua negara. Keuntungan lainnya adalah akan memudahkan memahami perkembangan di berbagai bidang di Indonesia, termasuk politik, ekonomi dan pembangunan, yang sangat dinamis atau budaya Indonesia yang sangat beragam," kata Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema dalam sambutannya pada pidato pembukaan lomba seperti dikutip dari Kemlu.co.id, Jumat (16/10/2015).
Dubes Nadjib secara khusus juga menyambut baik penyelenggaraan lomba pidato Bahasa Indonesia seperti ini, karena dinilai sangat efektif dalam membantu mempromosikan secara lebih luas Bahasa Indonesia di kalangan masyarakat Australia.
Dalam lomba tersebut, bertindak sebagai juri adalah Dubes Nadjib, Dr. Amrih Widodo dari Australian National University (ANU), Dr. Minako Sakai dan Paul Tickell dari ADFA.
Lomba pidato Bahasa Indonesia ini digelar setiap tahun sebagai ajang untuk mendemonstrasikan kemampuan berbahasa Indonesia bagi para kadet Australia di ADFA.
Para kadet Australia tersebut rata-rata belajar Bahasa Indonesia selama 3 jam per minggu. Mereka diajar oleh 4 dosen, yakni Dr. Minako Sakai, Paul Tickell dan Dr. Nicolaas Warouw ditambah Tony Kiting. Selain belajar Bahasa Indonesia selama 6 semester, mereka juga dibekali dengan beragam materi tentang Indonesia, yakni Islam dan peran sosial-politik, kebijakan pembangunan dan dampaknya, hubungan antar kelas dan gender, budaya dan sejarah Indonesia.
Menurut Dr. Nicolaas Warouw, progam Bahasa Indonesia ini diikuti oleh sekitar 120 kadet. Sebagai negara tetangga terdekat Australia, para kadet Australia dituntut untuk menguasai Bahasa Indonesia yang sangat penting bagi karir mereka. Inilah yang melatarbelakangi mengapa ADFA memberikan perhatian besar bagi pengembangan Bahasa Indonesia.
Pernyataan ini diamini oleh Sally Shanahan, kadet Angkatan Darat berusia 20 tahun yang berasal dari Sydney, yang berhasil menjadi salah satu pemenang lomba pidato berkat penampilannya berbahasa Indonesia secara lancar tanpa teks. Menurutnya, penguasaan Bahasa Indonesia sangat dibutuhkan untuk menambah wawasannya tentang Indonesia yang sangat penting bagi karirnya kelak. (Tnt/Rie)