Liputan6.com, Colongne Henriette Reker mengalami pengalaman buruk saat berkampanye di Cologne, Jerman pada Sabtu 17 Oktober 2015. Kala itu perempuan 58 tahun itu berada di sebuah pasar yang ramai di kawasan Braunsfeld. Tiba-tiba, tanpa peringatan seorang pria menusuk lehernya.
Tersangka (44 tahun) mengaku, penusukkan dilatarbelakangi ketidaksetujuannya atas kebijakan pemerintah Jerman terkait pengungsi. Polisi menyebut, penyerangan bermotif rasial. Pelaku dikenakan dakwaan percobaan pembunuhan dan melukai orang lain.
Baca Juga
Jerman di bawah kepemimpinan Kanselir Angela Merkel membuka pintu bagi sejumlah imigran yang mengincar Eropa sebagai tempat mencari suaka. Dan Reker ditugaskan untuk mencari akomodasi bagi sekitar 980 ribu pengungsi yang tiba di Cologne. Akibat insiden penusukan, ia mengalami luka serius namun kondisinya relatif stabil.
Advertisement
Kini, kabar lain muncul terkait Henriette Reker. Pada Minggu 18 Oktober 2015 -- sehari setelah ditusuk -- ia terpilih sebagai Walikota Cologne. Menjadi perempuan pertama yang memimpin kota keempat terbesar di Jerman itu.
Calon independen yang didukung partai Christian Democrats (CDU) yang dipimpin Angela Merkel tersebut meraup 52,7 persen suara.
"Menang! Kami merasa gembira atas kemenangan Henriette Reker," demikian pernyataan tim kampanyenya di Twitter, seperti dikutip dari News Today, Senin (19/10/2015). Mereka menyebut, kemenangan tersebut adalah 'era baru' bagi Cologne.
Sebelumnya, selama 5 tahun, Reker bertanggung jawab mengelola fasilitas pengungsian di Cologne. Untuk mengakomodasi pencari suaka dari Suriah dan zona perang lainnya, ia menempatkan para pengungsi di aula olahraga, bekas area komersial, dan di tempat lainnya.
Insiden penusukan membikin Kanselir Angela Merkel kaget. Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere menyebut tindakan tersangka sebagai 'pengecut'.
Jerman telah menerima sekitar 800 ribu pencari suaka tahun ini. Namun, seperti dikutip dari BBC, berdasarkan keterangan yang bocor, jumlahnya melampaui 1,5 juta orang.
(Ein/Rie)