Liputan6.com, Manchester - Sejarah mencatat, Cleopatra tewas bunuh diri setelah kalah dari Oktavianus. Hari itu 30 Agustus tahun 30 SM, konon, ratu Mesir itu memasukkan tangannya sendiri ke dalam bakul berisi buah ara, ada ular berbisa terselip di sana. Racun pun menyebar ke seluruh tubuhnya, melumpuhkan syaraf dan menghentikan detak jantung.
Sang Ratu tak tewas sendirian. Dua pelayannya ikut kehilangan nyawa dengan sebab serupa.
Namun, baru-baru ini, para ahli dari University of Manchester menyebut, hal tersebut 'tak masuk akal'. Tim yang terdiri atas para ahli Mesir kuno dan peneliti ular menyelidiki kisah Cleopatra yang menurut sejarah tewas digigit ular kobra.
Menurut mereka, ukuran ular yang mampu membunuh sang ratu dan 2 pelayannya tak mungkin bisa disembunyikan dalam keranjang yang tak seberapa besar.
Mereka juga mempertanyakan kredibilitas keterangan tentang 3 gigitan fatal secara berurutan, yang menewaskan 3 orang.
Cleopatra yang meninggal pada usia 39 tahun adalah penguasa Mesir kuno yang terlibat dalam perebutan kekuasaan dalam kekaisaran Romawi.
Namun kisah cintanya, juga kematiannya menjadi bagian dari legenda populer, yang dilestarikan dalam film Hollywood bahkan komedi.
Ahli Mesir kuno Joyce Tyldesley dan kurator herpetologi dari Manchester Museum, Andrew Gray berpendapat, ular kobra yang jadi 'tersangka' penyebab kematian Cleopatra pastilah berukuran besar.
Ular tersebut biasanya memiliki panjang 5-6 kaki, dan dapat tumbuh hingga 8 kaki atau 2,5 meter. Tak masuk akal hewan melata sebesar itu bisa disembunyikan di keranjang buah ara.
Bahkan jika ular itu bisa diselundupkan ke kamar sang ratu. Tak mungkin binatang tersebut bisa membunuh Cleopatra dan 2 pelayannya dengan cepat dan secara berurutan.
"Tak hanya ukuran kobra yang terlalu besar, namun, hanya ada peluang sekitar 10 persen seseorang tewas akibat gigitan ular itu. Gigitan mereka biasanya 'kering'. Tak mengeluarkan racun," kata Gray, seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/10/2015).
"Bukan berarti ular itu tak bahaya. Racun yang dikeluarkan bisa menyebabkan nekrosis dan pasti bisa membunuh manusia, namun secara lambat," kata dia.
Jadi, Gray menambahkan, tak masuk akal menggunakan seekor ular untuk membunuh 2 atau 3 orang secara berurutan.
"Ular menggunakan bisanya untuk melindungi diri dan untuk berburu. Jadi, mereka menghemat racun yang mereka miliki dan menggunakannya pada saat yang dibutuhkan."
Jadi, apa persisnya yang membuat Cleopatra tewas? Masih jadi misteri.
Goda Kaisar dan Jenderal Perang
Cleopatra yang naik takhta pada usia 18 tahun adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Ia berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan lalu Mark Antony.
Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony.
Advertisement
Cleopatra dan putranya dari Julius Caesar, Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan ada di sana ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Cleopatra ingin putranya menjadi ahli waris Romawi, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Oktavianus atau Octavian.
Kemudian Ratu Mesir itu bertemu dengan Mark Antony dan bersekutu dengannya. Mereka bahkan dikabarkan telah menikah berdasarkan ritus Mesir, meski sang mempelai pria masih terikat pernikahan dengan Octavia Minor.
Saat Oktavianus mengobarkan perang atas Mesir pada tahun 31 Sebelum Masehi, Mark Antony dan Cleopatra bunuh diri.
Antony melakukan aksi bunuh diri dengan menikam dirinya dengan pedang pada tanggal 12 Agustus 30 SM. Cleopatra menyusul kemudian dalam hitungan hari. (Ein)
Baca juga:
Terkuak, Kisah Cinta dan Pamer Kemesraan dari Era Mesir Kuno