Liputan6.com, Idlib - Setidaknya empat rumah sakit dibom dari udara oleh pesawat jet di barat laut Suriah, semenjak intervensi Rusia dimulai September lalu. Hal ini dikemukakan oleh para dokter yang bertugas serta para pengamat internasional.
Serangan terakhir terjadi pada Selasa 20 Oktober lalu di Rumah Sakit Sarmin, Provinsi Idlib. 12 orang dilaporkan tewas. 3 diantaranya adalah staf medis. Korban selamat dan saksi mata mengatakan rumah sakit diserang dua kali lewat udara.
Baca Juga
Dr Mohamed Tennari, direktur RS Sarmin mengatakan fasilitas medis itu benar-benar dijadikan target sehingga RS tersebut kini tak bisa lagi beroperasi dengan sempurna. Padahal keberadaannya dibutuhkan mengingat bangunan itu berlokasi di kawasan perang.
Advertisement
Ia mengatakan, rumah sakitnya mendapatkan setidaknya 10 kali serangan udara semenjak konflik dimulai. Organisasi medis internasional berkali-kali mengklaim bahwa hampir seluruh fasilitas kesehatan di wilayah oposisi menjadi sasaran target yang tersistemasi.
Organisasi Physicians for Human Rights mendokumentasikan 313 serangan terhadap fasilitas kesehatan dan 679 staf medis tewas semenjak perang pecah pada 2011 hingga akhir Agustus 2015.
"Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab atas serangan ini," tulis pernyataan organisasi itu, seperti dikutip The Guardian, Jumat (23/10/2015). "Secara konsititusi, serangan ke rumah sakit adalah kejahatan perang."
"Seluruh dunia marah atas serangan rumah sakit di Afghanistan," kata direktur LSM kesehatan Medical Relief, Khaled Almilaji, merujuk pada serangan udara Amerika Serikat ke Rumah Sakit milik MSF di Kunduz, Afghanistan 3 Oktober lalu.
"Seharusnya dunia juga marah dengan apa yang terjadi di Suriah. Tidak cuma Assad, tapi juga Rusia yang telah mentargetkan rumah-rumah sakit," ujarnya lagi.
Sebuah rekaman kemudian beredar di dunia maya, menggambarkan betapa mengerikannya serangan udara itu. Berikut tayangannya:
"12 orang tewas," kata Dr Tenari sambil menambahkan 20 orang terluka.
Pada pertengahan bulan Maret lalu, rumah sakit ini menampung korban serangan gas klorin. Saat itu, helikopter milik pemerintah Suriah menjatuhkan bom mengandung zat berbahaya tersebut. 6 orang tewas dan 50 luka bakar.
"Serangan kali ini saya yakin Rusia," terang Dr Tenari lagi. "Berbeda dengan Assad kalau menyerang. Mereka pasti menggunakan zat kimia," ujarnya lagi.
Direktur Physicians for Human Rights, Widney Brown, mengatakan bahwa Rusia dan rezim Bashar al-Assad harus bertanggung jawab atas serangan terhadap rumah sakit.
Pihak Rusia menurut juru bicara menlu, Maria Zakharova, mengatakan laporan dan rekaman video yang beredar menyudutkan pemerintahannya.
"Mereka hampir semuanya berbasis di luar negeri. Tak satupun yang punya akses langsung di Suriah," kata Zakharova seperti dikutip Rusia Times.
Zakharova juga mempertanyakan kredensial organisasi internasional yang selama ini memonitor dari luar Suriah.
"Rekaman serangan udara tersebut juga disebar oleh media-media yang tidak jelas organisasinya. Ini jelas menyudutkan Rusia," tutup pernyataan juru bicara itu.
(Rie/Tnt)