Sukses

24-10-2003: Akhir Pesawat Supersonik karena Kecelakaan Tragis

Seluruh penumpang sebanyak 100 orang dan 9 kru pesawat tewas di tempat.

Liputan6.com, Jakarta - Menikmati perjalanan jauh dalam waktu singkat bukan lagi mimpi. Ibarat menembus ruang dan waktu. Hal itu bisa terwujud dengan menaiki pesawat supersonik berkecepatan super.

Jet supersonik Concorde yang muncul pada akhir era 60-an menjadi sorotan dunia. Lantaran untuk yang kali pertama, ada pesawat berkecepatan ribuan kilometer per jam.

Namun kini kapal terbang kilat itu sudah tidak beroperasi sejak kecelakaan tragis yang menelan seluruh nyawa awak dan penumpang. 24 Oktober 2003, tercatat sebagai yang terakhir kalinya, pesawat Concorde membelah cakrawala. Pesawat ini terbang perdana pada 2 Maret 1969

Di kendali operasional British Airways, saat itu, pesawat supersonik yang diciptakan dari hasil kerja sama Inggris dan Prancis tersebut mendarat untuk yang terakhir kalinya di Bandara Heathrow, London, mengakhiri 27 tahun mengangkasa di udara.

Penerbangan antar-samudera terakhir itu ditumpangi 100 selebritis dunia yang terbang dari New York, Amerika Serikat menuju London. Kedatangan para penumpang high-class tersebut pun disambut riuh para kerabat.

Beberapa menit sebelumnya, 2 pesawat Concorde lainnya sudah tiba terlebih dahulu. Satu di antara pesawat tersebut mengangkut juara sebuah kontes atau kompetisi pencarian bakat dari Edinburg. Satu pesawat lagi membawa rombongan pariwisata kelas jetset dari Bay of Biscay, teluk di Samudera Atlantik.

"Tragis memang, jika dipikir-pikir. Saya sangat menikmati perjalanan cepat hanya 3,5 jam dari New York ke London (jarak tempuh biasa 7 jam lebih). Sangat disayangkan jika penerbangan Concorde ditutup," ujar aktris tenar saat itu, Joan Collins, seperti dimuat BBC on This Day.

British Airways memutuskan untuk menutup penerbangan kilat ini setelah terjadi kecelakaan pesawat Concorde di Paris pada 25 Juli 2000. Ketika itu, api besar membakar ekor pesawat jet Concorde hanya selang puluhan detik setelah mengudara.

Pesawat kemudian berbalik turun dan jatuh terbakar hingga hangus, tak tersisa sedikit pun. Seluruh penumpang sebanyak 100 orang dan 9 kru pesawat tewas di tempat. Empat korban lainnya yang tengah berjalan di sekitar hotel dekat landasan juga tewas di tempat.

Berdasarkan hasil penyelidikan selama 2 tahun, penyebab kecelakaan disimpulkan karena logam sepanjang 43 cm yang jatuh dari kotak mesin Continental Airlines DC-10 ke landasan pesawat. Akibatnya, salah satu roda rusak dan menyebabkan kebakaran pada bagian belakang pesawat.

Sejak itu, pesawat Concorde hanya menjadi objek pameran di Museum Penerbangan beberapa negara. Namun demikian, kendati sulit kembali beroperasi, sekelompok pecinta penerbangan berencana membentuk maskapai yang mengoperasikan Concorde dalam beberapa tahun terakhir. Kita tunggu saja kehadiran supersonik pada Abad 21 ini.

Sejarah lain mencatat pada 24 Oktober, terjadi Kudeta damai di Brasil menggulingkan Presiden Washington Luís Pereira de Sousa; Getúlio Dornelles Vargas menjadi "presiden sementara." Pada tanggal yang sama tahun 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan. (Ali/Dms)