Sukses

Akhir Mengenaskan Maskot Ronald McDonald

Patung yang terbuat dari serat kaca itu dibakar mukanya, ditebas kepalanya dengan batu bata, dan dipotong kaki-kakinya menggunakan gergaji.

Liputan6.com, Burlington - Entah apa yang menjadi alasan seseorang merusak barang milik orang lain. Apalagi benda yang dirusak adalah benda yang dianggap sangat berharga.

Di Burlington, Vermont, AS, sekelompok orang diduga telah merusak patung maskot Ronald McDonald dengan cara mengenaskan yakni memotong-motongnya menjadi beberapa bagian.

Menurut Direktur Eksekutif Ronald McDonald House di Burlington, Kristine Bickford, sejumlah orang diduga beraksi melakukan perusakan dalam 3 malam berbeda pada bulan Oktober ini. Sehingga patung itu harus dibawa ‘mengungsi’ ke dalam gudang.

Patung yang terbuat dari serat kaca itu dibakar mukanya, ditebas kepalanya dengan batu bata, dan dipotong kaki-kakinya menggunakan gergaji.

Menurut wanita itu, Ronald McDonald House merupakan tempat perawatan sejumlah keluarga kurang mampu di kota itu. Ia mengatakan telah mengajukan klaim asuransi senilai 7.500 USD (senilai lebih dari 102 juta rupiah) untuk patung itu, tapi belum mendapatkan tanggapan.

Ronald McDonald House adalah salah satu bentuk layanan masyarakat yang dijalankan oleh perusahaan restoran siap saji McDonald's.

Menurutnya, sejumlah sumbangan telah berdatangan untuk membangun patung yang baru.

"Kepada siapapun yang melakukan ini, silahkan datang dan melihat sendiri apa yang kami lakukan di tempat ini. Dan mengertilah betapa berartinya tempat ini," ucap Kristine kepada NECN.

"Semoga terpikir ulang tentang apa yang mereka telah lakukan, dan mungkin tergerak hatinya untuk menyumbangkan waktu menjadi sukarelawan di sini. Anak-anak di sini mengalami trauma," imbuhnya.

Kini potongan patung tersebut disimpan, agat anak-anak tak menyaksikan keadaannya yang mengenaskan.

Ia mengaku telah melapor kepada polisi, namun ia memaklumi bahwa para penyidik tidak bisa berbuat banyak karena rumah sakit itu berada di bagian kota yang sibuk.

Bukan hanya itu, kejahatan ini terjadi pada malam hari dan tidak ada kamera keamanan di sekitar tempat kejadian. Saat ini Kristine Bickford sedang menimbang-nimbang untuk memasang sejumlah kamera keamanan.

(Alx/Tnt)