Liputan6.com, Beirut - Pangeran Arab Saudi Abdel Mohsen Bin Walid Bin Abdulaziz bersama 4 orang koleganya dilaporkan ditangkap di Lebanon. Penangkapan ini dilakukan karena rombongan tersebut diduga tertangkap basah mencoba menyelundupkan narkotika di Bandara Beirut.
"Mereka ditangkap karena mencoba menyelundupkan sekira 2 ton pil captagon dan beberapa kokain," ujar pejabat Bandara Beirut yang namanya tak mau diungkap, seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (27/10/2015).
"Ini adalah operasi penyelundupan narkotika terbesar yang berhasil kami gagalkan di Bandara Beirut," sambung dia.
Sumber tersebut menambahkan, barang haram itu coba diselendupkan dengan cara dimasukan ke dalam sebuah koper. Koper-koper ini, sebelum digagalkan, rencananya dibawa ke sebuah ke pesawat pribadi yang akan terbang ke Arab Saudi.
Seluruh pelaku penyelundupan narkotika termasuk Pangeran Saudi saat ini masih ditahan Lebanon. Mereka dijadwalkan akan diperiksa pihak imigrasi negara tersebut.
Narkotika yang diduga dibawa Pangeran Saudi, captagon, dilansir dari Al-Jazeera merupakan salah merek pil amphetamine phenethylline yang tersohor di Timur Tengah.
Pil tersebut diproduksi di Lebanon dan Suriah. Kedua negara ini dikenal sebagai pintu gerbang masuknya narkotika di negara-negara teluk dan Timur Tengah.
Dari keterangan Kantor PBB urusan Narkotika dan Kriminal, pada 2014 peredaran pil amphetamine berkembang pesat di Timur Tengah. Terutama di negara seperti Arab Saudi, Yordania dan Suriah.
Pengagalan upaya penyelundupan narkotika dalam jumlah fantastis bukan pertama kali dilakukan Otoritas Lebanon. Pada April 2014, sebanyak 15 juta kapsul captagon yang akan diselundupkan dari Pelabuhan Beirut berhasil digagalkan. (Ger/Rie)
Kasus 2 Ton Narkoba, Pangeran Saudi Ditangkap di Lebanon
Pangeran Arab Saudi Abdel Mohsen Bin Walid Bin Abdulaziz ditangkap bersama 4 orang koleganya.
Advertisement