Sukses

Menyusuri 'Terowongan Kematian' Anzob di Tajikistan

Banyak jebakan-jebakan mematikan tak terlihat di sepanjang 5 kilometer yang gelap dan tak berventilasi itu.

Liputan6.com, Duschanbe Terowongan ini adalah salah satu gorong-gorong paling menyeramkan dan berbahaya di dunia. Berada di [Tajikistan](2186966/ "") yang awalnya dibuat untuk memudahkan transprotasi, menghubungi satu kota ke kota lainnya.

Sebelum terowongan itu dibuat, para pengendara harus menyeberangi perbatasan Uzbekistan lewat jalan berdebu untuk menuju ibu kota Tajikistan, Duschanbe dengan kota terbesar kedua, Khujand. Jalanannya pun tak mulus. Satu-satunya cara nyaman adalah terbang.

Maka dibuatlah terowongan yang memiliki panjang 5 kilometer seharga US$4 miliar, oleh Iran.

Secara resmi, terowongan tersebut dibuka pada 2006, tapi tak pernah selesai hingga saat ini. Kendati terbengkalai, bisa dipakai dengan segala rupa marabahayanya yang oleh orang lokal disebut 'terowongan kematian'.

Bagaimana tidak, hanya orang yang nekat dan punya nyali yang berani menggunakan terowongan itu.

Gelap, berbahaya, dan tidak ada ventilasi udara. Menurut rumor yang beredar, banyak orang yang meninggal di dalam, saat jalan tersendat akibat keracunan karbon monoksida.

Menyelusuri 'Terowongan Maut' Anzob, Tajikistan (News.com.au)

Di dalam terowongan pun jalan penuh rintangan. Lubang besar dan penuh air karena saluran pembuangan air belum dibuat. Belum lagi batu-batu yang tiba-tiba berjatuhan. Selain itu, meski diperuntukkan dua jalur, tetap saja sempit. Pengemudi harus hati-hati kendaraan dari arah berlawanan. Mereka terkadang harus mengambil lajur lain demi menghindar lubang di depannya.

Salah seorang penjelajah Silvan Graf merekam sebuah video betapa mencekamnya perjalanan dalam terowongan itu.

"Meskipun cuaca cerah, tetap saja di dalam terowongan banjir. Banyak lubang menganga di jalanan yang belum beraspal itu. Mereka adalah jebakan kematian yang tak terlihat," kata Graf seperti dikutip News.com.au, Selasa (27/10/2015).

Menteri Energi Iran Alireza Dayemi mengatakan, banyak faktor menantang saat membuat terowongan tersebut. Faktor alam sangat berpengaruh dalam membangun terowongan dan jalan yang tak kunjung selesai itu. (Rie/Ein)*