Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang hobi mengonsumsi aneka daging, seperti daging merah atau daging olahan, sebaiknya Anda mulai mengurangi kebiasaan tersebut. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia WHO belum lama ini mengungkap bahaya konsumsi protein hewani tersebut dalam sebuah studi.
Dilansir dari Daily Mail , 22 ahli dari Badan Internasional Penelitian Kanker WHO yang berasal dari 10 negara mengambil keputusan setelah meninjau lebih dari 800 studi yang menyelidiki hubungan antara daging merah dan daging olahan dengan berbagai jenis kanker.
Advertisement
WHO menyebutkan bahwa daging olahan masuk ke daftar hal-hal yang diklasifikasikan sebagai carcingogenic (zat-zat yang mampu mencetuskan dan memicu tumbuhnya kanker) dalam tubuh manusia. Salami, chorizo (semacam sosis babi) dan ham asap, sama bahayanya dengan arsenik dan asbes, sebagai penyebab terjadinya resiko kanker yang sangat potensial. Â
Dikatakan bahwa mengonsumsi 50 gram daging olahan per hari, atau lebih kecil ukurannya dari satu sosis, dapat meningkatkan seperlima resiko kanker usus.
Daging merah juga dianggap mengandung 'kemungkinan karsinogenik', WHO mengkategorikan itu satu tingkat di bawah daging olahan. Meski daging merah juga memberikan beberapa manfaat gizi dan tinggi protein, seperti zat besi dan vitamin B12, yang mencegah kelelahan dan infeksi.
Para ahli kesehatan mendesak masyarakat untuk menghindari daging olahan sebisa mungkin dan lebih baik makan salad kacang untuk makan siang. Hal ini karena daging olahan telah diawetkan, seperti ham dengan pengasapan, atau seperti burger dan daging cincang yang diawetkan menggunakan garam atau bahan kimia aditif lainnya.
Para ahli gizi berpendapat bahwa zat yang ditambahkan selama pengolahan yang menyebabkan kanker, termasuk pengawet seperti nitrat dan nitrit, serta sejumlah besar garam.
Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogenik, berdasarkan bukti yang cukup pada manusia bahwa mengonsumi daging olahan menyebabkan kanker usus besar.
Daging merah diklasifikasikan sebagai 'kemungkinan karsinogenik' bagi manusia, diamati terutama dalam kaitannya dengan kanker kolorektal, juga terkait dengan kanker pankreas dan prostat.
Setiap bagian 50 gram daging olahan dimakan setiap hari meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18%.
"Untuk seorang individu, risiko mengembangkan kanker kolorektal karena konsumsi daging olahan tetap kecil, tapi risiko ini jadi meningkat dengan jumlah daging yang dikonsumsi," kata Dr Kurt Straif, kepala Monograf Program IARC.
IARC juga telah mengungkapkan daftar dari 116 hal yang dapat menyebabkan kanker:
1. Rokok tembakau
2. Sunlamps dan sunbeds untuk mencoklatkan kulit
3. Produksi Aluminium
4. Arsenik dalam air minum
5. Produksi Auramine
6. Pembuatan dan perbaikan boot dan sepatu
7. Menyapu cerobong
8. Gasifikasi batu bara
9. Distilasi aspal batu bara
10. Produksi BBM
11. Zat furniture dan kabinet
12. Pertambangan (bawah tanah) dengan paparan radon
13. Asap rokok
14. Besi dan baja
15. Pembuatan isopropanol (proses asam yang kuat)
16. Magenta dye manufaktur
17. Paparan bahan-bahan kimia untuk melukis
18. Ubin dan atap dengan coal-tar
19. Industri karet
20. Kerja dengan paparan kabut asam anorganik kuat yang mengandung asam sulfat
21. Campuran yang terjadi secara alami dari aflatoksin (diproduksi oleh jamur)
22. Minuman beralkohol
23. Pinang-sering dikunyah dengan daun sirih
24. Sirih tanpa tembakau
25. Sirih dengan tembakau
26. Coal tar pitches
27. Coal tars
28. Emisi batubara indoor dari pembakaran rumah tangga
29. Diesel knalpot
30. Minyak mineral
31. Phenacetin, obat untuk mengurangi rasa sakit dan demam
32. Tanaman yang mengandung asam aristolochic (digunakan dalam pengobatan herbal Cina)
33. Polychlorinated biphenyls (PCB) - banyak digunakan dalam peralatan listrik di masa lalu, dilarang di banyak negara di tahun 1970-an
34. Ikan asin ala China
35. Shale oils
36. sulang/ jelaga
37. Produk tembakau tanpa asap
38. Debu kayuÂ
39. Daging olahan
40. Asetaldehida
41. 4-Aminobiphenyl
42. Asam Aristolochic dan tanaman yang mengandung zat itu
43. Asbes
44. Arsenic and arsenic compounds
45. Azathioprine
46. Benzene
47. Benzidine
48. Benzo[a]pyrene
49. Beryllium dan kandungan beryllium
50. Chlornapazine (N,N-Bis(2-chloroethyl)-2-naphthylamine)
51. Bis(chloromethyl)ether
52. Chloromethyl methyl ether
53. 1,3-Butadiene
54. 1,4-Butanediol dimethanesulfonate (Busulphan, Myleran)
55. Cadmium and dan kandungan cadmium
56. Chlorambucil
57. Methyl-CCNU (1-(2-Chloroethyl)-3-(4-methylcyclohexyl)-1-nitrosourea; Semustine)
58. Zat Chromium(VI)
59. Ciclosporin
60. Kontrasepsi, hormonal, bentuk gabungan (yang mengandung estrogen dan progestogen)
62. Siklofosfamid
63. Diethylstilboestrol
64. Pewarna dimetabolisme untuk benzidine
65. Virus Epstein-BarrÂ
66. Estrogen, nonsteroidal
67. Estrogen, steroid
68. Estrogen terapi, pascamenopause
69. Etanol dalam minuman beralkohol
70. Erionit
71. Ethylene oxide
72. Etoposide sendirian atau dalam kombinasi dengan cisplatin dan bleomycin
73. Formaldehid
74. Gallium arsenide
75. Helicobacter pylori (infeksi)
76. Virus Hepatitis B (infeksi kronis)
77. Virus Hepatitis C (infeksi kronis)
78. Obat herbal yang mengandung spesies tanaman dari genus Aristolochia
79. Human immunodeficiency virus tipe 1 (infeksi)
80. Human papillomavirus tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59 dan 66
81. Human T-cell lymphotropic virus type-I
82. Melphalan
83. Methoxsalen (8-Methoxypsoralen) plus ultraviolet A-radiation
84. 4,4'-methylene-bis(2-chloroaniline) (MOCA)
85. MOPP
86. Gas Mustard (sulfur mustard)
87. 2-Naphthylamine
88. Radiasi Neutron
89. Senyawa Nikel
90. 4-(N-Nitrosomethylamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK)
91. N-Nitrosonornicotine (NNN)
92. Opisthorchis viverrini (infeksi)
93. Polusi udara terbuka
94. Materi partikulat polusi udara luar ruangan
95. Fosfor-32, sebagai fosfat
96. Plutonium-239 dan produk pembusukannya (mungkin berisi plutonium-240 dan isotop lainnya), sebagai aerosol
97. Radioiodines, isotop berumur pendek, termasuk yodium-131, dari kecelakaan reaktor atom dan peledakan senjata nuklir (eksposur selama masa kanak-kanak)
98. Radionuklida, α-partikel
99. Radionuklida, β-partikel
100. Radium-224
101. Radium-226
102. Radium-228
103. Radon-222
104. Schistosoma haematobium (infeksi)
105. Silica, kristal (dihirup dalam bentuk kuarsa atau kristobalit dari sumber kerja)
106. Radiasi surya
107. Talk mengandung serat asbestiform
108. Tamoxifen
109. 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-para-dioxin
110. Thiotepa (1,1 ', 1'-phosphinothioylidynetrisaziridine)
111. Thorium-232
112. Treosulfan
113. Ortho-toluidin
114. Vinyl chloride
115. Radiasi ultraviolet
116. Sadiasi sinar-X dan radiasi gamma (Dsu/Ein)