Liputan6.com, Canberra - Australia dan China akan melakukan latihan angkatan laut bersama di Laut China Selatan pekan depan. Langkah tersebut dilakukan, meski Beijing masih marah terhadap Amerika Serikat, karena mengirim sebuah kapal perang di dekat pulau buatan Tiongkok di perairan yang disengketakan. China menyebutnya sebagai aksi berbahaya serta provokatif.
Dilansir dari VOA News, Jumat (30/10/2015), Angkatan Laut Australia akan mengirim dua fregat -- kapal perang berukuran sedang -- ke pelabuhan Zhanjiang, China Selatan, di mana keduanya akan ambil bagian dalam latihan menembak dengan kapal-kapal China pada Senin 2 November 2015.
Baca Juga
"Angkatan Laut Australia telah lama bekerja sama dengan angkatan laut di kawasan itu, dan secara teratur melakukan kunjungan di pelabuhan dan latihan bersama, termasuk dengan China," kata Menteri Pertahanan Marise Payne dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Kapal penghancur misil USS Lassen yang dilengkapi peluru kendali berlayar dalam radius 22 kilometer dari Krang Subi di kepulauan Spratly pada Selasa 27 Oktober waktu setempat, yang merupakan tantangan terhadap klaim territorial China di kawasan.
Beijing melancarkan proyek pembangunan besar-besaran tahun lalu untuk mengubah karang-karang itu menjadi pulau yang dapat menjadi landas pacu dan fasilitas lain. Selain itu, pemerintahnya juga telah memperingatkan tidak akan membiarkan satu negara pun melanggar wilayah udara Spratly, dengan mengabaikan klaim yang tumpang tindih oleh Filipina, Vietnam, Taiwan dan negara-negara Asia lain di kawasan.
Laut China Selatan merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Amerika mengutip hukum internasional dalam mempertahankan sikapnya, perairan territorial pulau-pulau buatan itu tidak berhak diklaim oleh suatu negara. Australia menyatakan mendukung tindakan Washington pekan ini, tetapi semata-mata karena landasan 'kebebasan navigasi'. (Tnt/Bob)