Liputan6.com, Jakarta Musik telah dikenal manusia sejak zaman dahulu kala. Meksi masih dalam bentuk sederhana berupa bunyi-bunyian yang diciptakan melalui instrumen yang sederhana pula.
Dahulu kala, peruntukan musik sudah sangat beragam. Mulai dari upacara adat hingga pesta. Ada pula yang mengaitkan musik dengan sihir. Sihir tak hanya dituangkan dalam bentuk lirik, namun juga dari instrumen penghasil musik. Konon, beberapa alat musik tradisional ada yang memiliki kekuatan bernuansa magis. Tidak ada keindahan dari instrumen musik tersebut apabila dimainkan, bahkan bunyi yang keluar dari alat musik tersebut lebih mendekati suara yang menyeramkan.
Berikut misteri kekuatan sihir alat musik dunia yang dilansir dari listverse.com :
Advertisement
1. Seruling Kematian
Mendengar nama alat musik ini saja sudah bisa membuat bulu kuduk merinding. Seruling Kematian atau dikenal dengan istilah "Death Whistle" ini memang erat kaitannya dengan sesuatu yang berbau kematian.
Alat musik ini digunakan oleh suku Aztec sebagai pegiring upacara ritual yang menjadikan manusia sebagai tumbal. Selama ritual pengorbanan manusia, suara seruling kematian diyakini membantu membimbing jiwa korban untuk mencapai akhirat dan menenangkan para dewa.
Death whistle juga digunakan dalam pertempuran, di mana sekelompok besar prajurit yang bermain instrumen ini pasti membuat takut musuh mereka dengan suaranya yang memekakkan telinga.
Advertisement
2. Mouth Harp
Asal-usul Mouth Harp dapat ditelusuri sejak abad keempat di China. Namun dengan desain logam yang lebih modern yang diadopsi Eropa, Oceanic, dan budaya Asia, alat musik ini diyakini telah berevolusi pada Abad ke-13.
Alat musik ini juga dikenal dengan nama "Jaw Harp" karena penggunaannya yang digigit di mulut. Melodinya yang naik turun bisa dilakukan dengan mengubah bentuk mulut.
Instrumen ini juga digunakan oleh suku-suku di pedalaman Asia salah satunya di Mongolia. Dulu, orang-orang Mongol menggunakan alat musik ini untuk mengobati seseorang yang kerasukan serta untuk menyembuhkan penyakit. Di Asia Tenggara, termasuk pedalaman Indonesia dan Malaysia, Mouth Harp sebagai jembatan untuk berkomunikasi dengan arwah dan alam.
3. Mbira
Mbira adalah alat musik khas salah satu suku di Zimbabwe yang masih ada hingga sekarang, meskipun penciptaannya sendiri konon sudah lebih dari 1.000 tahun lalu. Alat musik tangan ini bentuknya sangat unik yakni berupa lempengan logam sebesar pegangan sendok yang disusun sedemikian rupa. Suara yang dihasilkan sangat variatif dan indah.
Mbira sangat kental dengan nuansa mistis. Ia dipakai hanya dalam ritual-ritual, termasuk pemanggilan roh-roh leluhur. Karena itu, para peneliti barat menyebutnya “telephone to the spirits”. Pemanggilan arwah pendahulu ini dimaksudkan agar generasi yang sekarang bisa berkomunikasi bahkan meminta petunjuk.
Selain sebagai musik pengiring pemanggilan arwah, Mbira juga konon digunakan penduduk untuk melakukan sihir. Misalnya mengontrol panas dan hujan, mengobati mereka yang sakit, hingga menjauhkan dari roh-roh jahat.
Advertisement
4. Ocarina
Ocarina adalah alat musik tiup kecil genggam diyakini telah ada sejak 10.000 SM. Alat musik tradisional ini terbuat dari tulang atau tanah liat, juga dapat dibuat dari batu, kayu, plastik, atau logam. Instrumen ini terdiri dari ruang hampa dengan corong yang menonjol dan memiliki 4-12 lubang tertata rapi yang dapat dibuka atau ditutupi oleh jari untuk menghasilkan berbagai suara.
Alat musik ini erat kaitannya dengan para penduduk Amerika pada era Mesoamerican. Ocarina umumnya dipakai sebagai instrumen pengiring ritual atau digunakan sehari-hari. Konon suara yang dihasilkannya mampu membuat seseorang bisa berkomunikasi dengan Tuhan, mengumpulkan burung-burung untuk berkicau bersahut-sahutan, bahkan dipercaya pula bisa mengirimkan manusia ke suatu tempat yang misterius.
5. Didgeridoo
Didgeridoo adalah alat musik yang diciptakan oleh penduduk asli Aborigin sekitar 1.500 Tahun yang lalu. Didgeridoo memiliki banyak nama dan digunakan oleh banyak suku di Australia dan masih digunakan sampai sekarang. Bentuk Didgeridoo memanjang seperti tanduk yang ujungnya lebar dan menyempit di ujung yang lainnya, terbuat dari kayu, dan ujung yang digunakan untuk meniup diberi lilin.
Cara memainkannya cukup dengan ditiup. Uniknya, tak banyak orang yang bisa melakukannya. Butuh tekanan udara yang sangat kuat agar darinya bisa keluar suara menggema. Tidak disarankan untuk memaksakan diri meniup Didgeridoo atau akan membuat tenggorokan sakit. Meskipun demikian, konon suku Aborigin bisa meniupnya hampir selama 45 menit tanpa henti.
Didgeridoo telah lama digunakan untuk menyertai lagu dan tarian suku Aborigin. Selain itu, memainkan Didgeridoo adalah salah satu cara mereka untuk berhubungan dengan alam dan dunia roh. Suku Aborigin juga menggunakan Didgeridoo untuk memahami pola cuaca dan berkomunikasi dengan binatang. (Dsu/Ein)*
Advertisement