Liputan6.com, Kairo - Pesawat milik maskapai Rusia, Kolavia, mengalami kecelakaan di Sinai, Mesir. Burung besi dengan nomor penerbangan 7K9268 hilang beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Sharm el-Sheikh dalam perjalanan menuju St Petersburg.
Sebuah oganisasi pemantauan teroris online, Teror Monitor mengaku telah menerima pernyataan dari ISIS. Kelompok radikal tersebut menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Kelompok militan itu, dalam kicauannya berbahasa Arab menulis, "#IslamicState (#ISIS) Kelompok teror mengklaim jatuhnya pesawat Rusia di #Sinai". Demikian itu dikutip express.co.id, Minggu (1/11/2015).
Advertisement
Pernyataan yang belum diverifikasi itu menyebut kecelakaan pesawat tersebut bukan merupakan kesalahan teknis, seperti dilansir sumber-sumber keamanan.
Baca Juga
Peristiwa itu, kata pernyataan tersebut, sebagai tanggapan terhadap serangan udara Rusia yang menewaskan ratusan umat Islam di tanah Suriah.
Sebuah rekaman video yang disiarkan kelompok tersebut memperlihatkan sebuah pesawat tiba-tiba terbakar dan jatuh. Namun video tersebut belum dibuktikan keabsahannya hingga saat ini.
Rusia Ragu
Informasi yang beredar terkait keterlibatan ISIS dalam jatuhnya pesawat tersebut ditanggapi pihak Moskow. Negeri Beruang Putih itu meragukan keakuratan pengakuan ISIS tersebut.
"Informasi ini tidak akurat," kata menteri transportasi Maksim Sokolov dalam komentar yang dikutip oleh kantor berita Rusia, seperti dilansir laman alarabiya.
"Kami terus saling kontak dengan rekan-rekan di Mesir dan otoritas penerbangan di negara itu. Saat ini, mereka tidak memiliki informasi terkait pernyataan itu," tambah dia.
Pesawat Airbus A-321 milik Rusia yang membawa 224 penumpang jatuh di Semenanjung Sinai. Mesir. Pesawat nahas tersebut lepas landas pada pukul 05.51 waktu setempat dan hilang dari radar setelah 30 menit mengudara.
Reruntuhan ditemukan di daerah Hasana dan jenazah mulai diangkat dari lokasi kejadian. Kotak hitam penerbangan juga berhasil ditemukan di lokasi yang sama.
Perdana Menteri Mesir menyatakan, tidak ada aktivitas mencurigakan sebelum pesawat hilang dan ditemukan jatuh di Sinai.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan hari Minggu 1 November 2015 sebagai hari berkabung. Putin juga telah memerintahkan penyelidikan resmi terhadap kecelakaan ini dan tim penyelamat telah dikirim ke lokasi kecelakaan. (Ali/Mut)