Liputan6.com, Kairo - Kogalymavia - Penerbangan 9268 hanya mengudara selama 23 menit dari Bandara Sharm el-Sheikh, Mesir, menuju St Petersburg, Rusia. Setelah itu, pesawat itu menghilang dari radar.
Beberapa jam kemudian, puing-puingnya ditemukan di wilayah terpencil di Semenanjung Sinai. Tak ada yang selamat. Sebanyak 224 orang di dalamnya dinyatakan meninggal dunia.
Apa yang sebenarnya yang menjatuhkan burung besi itu? Belum ada kejelasan.
Muncul dugaan pesawat pecah di udara. Namun, Victor Sorochenko, Kepala Interstate Aviation Committee, mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan tersebut.
Dia mengatakan puing-puing pesawat ditemukan di area seluas 20 km persegi di Sinai. Sejauh ini baru 163 jasad yang ditemukan.
Â
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Kepala Badan Transportasi Udara Rusia (Air Transport Agency) Aleksandr Neradko mengatakan, "Semua pertanda mengarah ke fakta bahwa pesawat tersebut hancur di udara di level tinggi."
Ditembak ISIS?
Melalu media sosial, ISIS di Sinai mengklaim menembak jatuh KGL9268. Namun, Perdana Menteri Mesir Sharif Ismail mengatakan para ahli berpendapat tak mungkin rudal militan mencapai jarak 9.450 meter di ketinggian terbang Airbus 321.
Presiden Abdul Fattah al-Sisi juga mengatakan investigasi kecelakaan tersebut adalah hal yang sangat rumit. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya.
Senada, Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov mengatakan tak ada bukti yang mendukung klaim ISIS. Apalagi tak ada video yang memperkuat anggapan itu dari pihak militan.
Meski belum ada bukti sejumlah maskapai ternama seperti Emirates, Air France-KLM, Lufthansa, dan Qatar Airways memutuskan untuk tidak terbang di Semenanjung Sinai hingga ada kejelasan informasi.
Dua maskapai yang lebih kecil seperti Flydubai dan Air Arabia mengatakan mereka akan mengalihkan rute penerbangan. Di lain pihak, Etihad Airways menegaskan hanya akan menghindari "area udara tertentu" di atas Sinai.
Kementerian Transportasi Jerman meminta maskapainya untuk tak menempuh rute yang sama dengan pesawat Rusia yang nahas itu.
Â
Kegagalan Teknis?
Dugaan lain adalah pesawat mengalami kegagalan mekanis di udara. Sebelumnya dilaporkan pilot KGL9268 meminta izin mendarat darurat. Namun, Menteri Penerbangan Mesir Hossam Kamal mengatakan tak ada tanda-tanda ada masalah dengan burung besi itu.
Petugas pengecekan yang melakukan inspeksi sebelum pesawat diterbangkan mengaku kapal terbang tersebut dalam kondisi baik.
"Kami sangat terkejut. Pesawat itu dalam kondisi baik. Semuanya telah dicek selama 35 menit," kata dia, seperti dikutip dari BBC, Senin (2/11/2015).
Sebaliknya, istri kopilot pesawat kepada TV Rusia mengatakan sang suami sempat mengeluhkan kondisi teknis pesawat yang payah.
Jasad Ditemukan 8 Km dari TKP
Penyelidikan jatuhnya pesawat Kogalymavia dengan nomor penerbangan 9268 dilakukan oleh tim gabungan dari Mesir, Rusia, dan Prancis. Para ahli Airbus, yang bermarkas di Toulouse, Prancis, juga dilibatkan dalam penyelidikan.
Sementara itu, evakuasi para korban masih terus dilakukan. Aparat Mesir mengatakan sejumlah jenazah ditemukan dalam radius 5 km dari lokasi jatuhnya KGL9268. Namun jasad gadis kecil berusia 3 tahun ditemukan 8 km dari TKP.
Seorang pejabat yang tak disebutkan namanya pada Reuters mengatakan pesawat diduga pecah menjadi dua dengan salah satu bagian terbakar, sementara lainnya pecah saat menghantam batu.
Kotak hitam pesawat telah ditemukan dan kini dikirimkan untuk dianalisis.
Pesawat yang nahas membawa 217 penumpang termasuk 25 anak-anak dan tujuh awak pesawat. Sebagian besar penumpang berasal dari Rusia, tiga orang berasal dari Ukraina, dan satu lainnya dari Belarus.
Sebuah pesawat yang mengangkut jasad 162 orang telah diberangkatkan dari Kairo menuju Rusia. (Ein/Rie)**