Sukses

Kawah Terbesar di Dunia Terlihat dari Luar Angkasa

Citra satelit menangkap dengan jelas betapa besarnya kawah tertua dan terbesar Manicouagan.

Liputan6.com, Quebec - Awal tahun ini, satelit Sentinel-1A dari European Space Agency (ESA) memperlihatkan gambar kawah yang tertua dan paling terlihat di bumi, kawah Manicouagan. ESA membagi gambar tersebut online pada hari Jumat, 30 Oktober.

Jejak lingkaran tersebut terletak di Quebec dan terdata berusia 214 juta tahun. Kawah tersebut terjadi akibat hantaman asteroid berukuran 5 km. Hari ini, bagian lubang yang terbentuk dari hantaman terisi air, membentuk Danau Manicouagan.

Dikutip UPI, Selasa (3/11/2015), struktur alami berbentuk serupa dua cincin berukuran berbeda itu berdiameter 100 kilometer, membuatnya jadi kawah hasil hantaman benda luar angkasa terlebar keenam. Fitur utama dari hantaman adalah cincin bagian dalam berukuran 64,3 km, terdiri dari danau berbentuk lingkaran dan dataran pulau di tengah danau, pulau Rene-Levasseur. Selama jutaan tahun sejak hantaman, erosi secara secar-besaran menambahi jejak asteroid.

Kawah Manicouagan. (foto: news.nster.com)

Periset percaya bahwa kawah merupakan satu dari rangkaian 'seri' yang terdiri dari beberapa kawah lainnya. Manicouagan merupakan satu dari lokasi yang terbentuk dari hantaman benda asing.

Pada studi tahun 1998, ilmuwan mengajukan teori bahwa setiap asteroid, yang terpecah-pecah selagi melaju menembus atmosfer bumi, menciptakan hantaman berantai: kawah Rochechouart Perancis, kawah Sant Martin Manitoba, kawah Obolon Ukraina, dan kawah Red Wing Dakota Utara.

Pendataan dari Laser argon menentukan semua kawah berusia sama, dan analisis lempeng teknonik menunjukkan semuanya pernah berada di satu baris yang sama.

Dengan kata lain, kawah itu terbentuk dari asteroid yang sama, dan berkembang di waktu yang berbarengan.

Kawah Saint Martin. (foto: wikiwand)

Sentinel-1A merupakan satelit cuaca yang menggunakan radar untuk mengambil gambar lansekap dan atmosfer. Setelahnya, warna yang sesuai ditambahkan oleh para ilmuwan ESA. Satelit diluncurkan tahun 2014 lalu. (Ikr/Rie)