Liputan6.com, Yerusalem - Ada berbagai cara untuk mengatasi masalah hewan liar yang berkeliaran di kota dan pemukiman lainnya, misalnya dengan sterilisasi. Tapi, cara yang dilakukan di Israel ini mengundang pertanyaan dan malah mengarah kepada politik.
Pada Senin lalu, 2 November 2015, seorang menteri kabinet Israel mengajukan usul untuk membawa anjing liar dan kucing liar ke negara lain sebagai alternatif sterilisasi hewan-hewan itu. Kendati, sterilisasi hewan-hewan itu mendapat dana dari anggaran pemerintah.
Baca Juga
“Gunakanlah anggaran yang ada untuk pemindahan anjing dan kucing liar, salah satu gender saja (semua jantan atau semua betina), ke negara lain yang setuju untuk menerimanya,” demikian usul dari Mentri Pertanian Uri Ariel.
Advertisement
Seperti ditulis Reuters, usulan konyol itu diajukan dalam suratnya kepada seorang rekan sesama anggota kabinet, tapi surat tersebut kemudian bocor ke harian Yedioth Ahronoth.
Menurut jurubicara untuk Uri Ariel, usulan itu sebetulnya sudah ditolak setelah konsultasi di kalangan dalam Kementrian Pertanian. Tapi tetap saja ide itu mendapat kritikan pedas dari para pembela hak hewan dan politisi partai oposisi.
Harian itu melaporkan bahwa Uri Ariel—seorang Yahudi taat dan anggota partai sayap kanan Jewish Home—memandang kebiri sebagai hal yang mungkin melanggar perintah Tuhan dan hukum melarang kekerasan terhadap hewan.
Zahava Galo, pemimpin partai oposisi sayap kiri Meretz, menuliskan di laman Facebook, bahwa gagasan sang mentri bertentangan dengan ‘moralitas yang mendasar’. Wanita itu secara pedas mengatakan bahwa sudah waktunya negara menyediakan tempat pengungsian bagi sang mentri. (Alx)