Liputan6.com, Juba - Pesawat kargo buatan Rusia, Antonov jatuh di dekat bandara internasional di Juba, ibukota Sudan Selatan. Insiden tersebut terjadi sesaat setelah burung besi yang dimiliki Allied Services tersebut lepas landas.
Kapal terbang itu jatuh di sebuah perkampungan kecil di pulau yang tak seberapa besar di delta Sungai Nil Putih (White Nile).
Kecelakaan tersebut dilaporkan merenggut setidaknya 41 nyawa manusia. Jumlah itu didapat berdasarkan penghitungan jasad yang dievakuasi dari lokasi kejadian: pria, perempuan, dan anak-anak.
"Pesawat kargo tersebut mengarah ke Paloch. Namun, celaka sekitar 800 meter dari landasan Juba International Airport," demikian dilaporkan Radio Miraya yang didukung PBB, seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (4/11/2015).
Menurut radio tersebut, berdasarkan keterangan pihak bandara, 3 penumpang pesawat ditemukan bernyawa. Sementara seperti dikabarkan Reuters, belum jelas ada berapa orang yang ada di dalam pesawat.
Ada komunitas petani yang tinggal di pulau tersebut. Belum jelas apakah ada penduduk yang jadi korban dalam kecelakaan itu.
Radmir Gainanov, juru bicara misi diplomatik Rusia di Uganda yang juga Sudan Selatan mengatakan, pihak kedutaan besar bekerja sama dengan pemerintah setempat. "Kami sedang mengklarifikasi detilnya," kata dia.
Landasan Juba adalah bandara yang tersibuk di negara yang tercederai konflik. (Ein/Rie)
Pesawat Antonov Buatan Rusia Jatuh di Sudan Selatan, 41 Tewas
Insiden tersebut terjadi sesaat setelah burung besi yang dimiliki Allied Services tersebut lepas landas.
Advertisement