Liputan6.com, Beijing - Geliat teknologi China semakin tak terbendung. Setelah pada 2012 pesawat tanpa awak Chang'e-3 mendarat di Bulan, kali ini tim penjelajah antariksa Tiongkok siap meluncur ke Mars pada 2020.
Pada Selasa 3 November lalu, prototipe teknologi robot penjelajah antariksa dipamerkan di China Internasional Industry Fair. Negara Tirai Bambu itu memamerkan keunggulan teknologi luar angkasa terbarunya.
Baca Juga
Prototipe yang belum diberi nama itu dipamerkan dengan ukuran sepertiga lebih kecil dari yang asli. Berwarna keemasan, pengunjung pameran dibuat terpukau dengan kecanggihan robot tersebut.
Advertisement
Menurut Shanghai Academy of Spaceflight Technology, alat itu terbagi menjadi dua bagian penting. Satu untuk kemampuan orbiter atau mengelilingi planet dan satu lagi kemampuan untuk mendarat serta menjelajah Planet Merah itu, seperti dilansir CNN, Kamis (5/11/2015).
Baca Juga
Keinginan China untuk turut berpartisipasi mendarat di Mars mengemuka setelah pada September lalu NASA mengumumkan ditemukannya kemungkinan keberadaan air di planet tandus itu.
Peran serta China dalam dunia antariksa dimulai pada 2013 setelah mereka berhasil mendaratkan Chang'e-3. Pada 2017, China siap memulai eksplorasi Bulan dengan meluncurkan Chang'e-5 yang berencana akan mengambil sampel tanah Bulan.
Pada 2020, selain akan mendarat ke Mars, China akan meluncurkan pesawat luar angkasa ke Bulan ke bagian 'dark side of the Moon'. Jika berhasil, China akan menjadi negara pertama yang melakukan misi ke sisi gelap satelit Bumi itu.
Seperti dilaporkan kantor berita negara, Xinhua, tantangan terbesar yang kelak dihadapi para ahli luar angkasa adalah komunikasi antara Mars dan Bumi. Hal itu disebabkan oleh jauhnya jarak antara kedua planet.
Jarak terjauh adalah 400 juta kilometer atau 900 kali antara jarak Bumi dan Bulan. Dengan yang jauh tersebut, dibutuhkan waktu 40 menit bagi robot untuk menerima perintah dari stasiun di Bumi. (Rie/Tnt)*