Liputan6.com, Yangon - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi menegaskan bahwa ia siap menjalankan pemerintahan jika partainya, National League for Democracy atau Liga Nasional untuk Demokrasi, menang dalam pemilihan umum bersejarah di negara itu akhir pekan ini.
Aung Suu Kyi mencalonkan diri untuk masuk parlemen meski secara konstitusional ia dilarang menjadi presiden. Pasalnya, almarhum suami dan kedua anak laki-lakinya berkewarganegaraan Inggris.
"Saya siap memimpin pemerintahan Myanmar jika menang," kata Aung Suu Kyi di Yangon, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/11/2015).
Advertisement
Suu Kyi juga mengatakan ada banyak kejanggalan menjelang pemilu Myanmar 8 November 2015. Menurut dia, proses tersebut sejauh ini kurang bebas dan adil.
Pemilu bersejarah Myanmar yang akan digelar pada 8 November disebut-sebut akan menjadi pemilu pertama secara terbuka dalam 25 tahun. NLD diperkirakan akan memenangkan sebagian besar kursi.
Sekitar 90 partai tercatat akan berpartisipasi dalam pemilu pertama sejak pemerintah sipil pada tahun 2011. Seperempat dari 664 kursi akan diberikan ke militer.
Sementara presiden akan dipilih oleh parlemen setelah pemilu.
Saat Pemilu 1990, Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu. Namun, junta tidak memperdulikan hasilnya dan tetap melanjutkan pemerintahan. Pemilu merupakan salah satu langkah penting bagi proses demokrasi di Myanmar. (Tnt/Ein)**