Liputan6.com, Yangon - Antusias warga Myanmar begitu nyata ketika bilik suara pemilu negara yang dahulu disebut Birma dibuka pada Minggu (8/11/2015). Kegembiraan warga tersebut adalah untuk memilih anggota parlemen berjalan lancar.
Ini adalah pemilu yang diselenggarakan Myanmar setelah 25 tahun. Pemilihan tersebut bakal menjadi ukuran apakah kekuatan militer bertahan atau lengser digantikan oposisi yang dipimpin Aung San Suu Kyi.
Baca Juga
30 juta penduduk mulai mengantre ikuti pemilu Myanmar yang bersejarah itu mulai dari pukul 06.00 waktu setempat. Butuh satu jam bagi pemilih untuk bisa melaksanakan kegiatan akbar itu.
Advertisement
"Ini hari yang paling penting bagi Rakyat Myanmar. Ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh mereka lebih dari dua dekade lalu, kata Phil Robertson, perwakilan Human Right Watch untuk Asia, seperti dilansir dari Al Jazeera.
Ia menekankan tidak ada hal-hal yang mencurigakan selama proses pengambilan suara berlangsung. Beberapa pemilih datang ke bilik suara memastikan apakah mereka terdaftar atau tidak.
"Di negara bagian Shan dan Kachin dilaporkan militer memonitor selama pencoblosan berlangsung," kata Robertson lagi.
"Yang paling dikhawatirkanbukan hari ini, tapi di hari-hari berikutnya. Ketika ada isu yang bersinggungan dengan hasil pemilu dan bagaimana menyelesaikannya," terang Robertson.
Tidak ada insiden atau kekerasan atau penahanan selama proses pemilihan berlangsung.
Aung San suu Kyi bertemu dengan kelompok media sehabis meninjau daerah Bahan di Kota Yangon. Ia tidak mengatakan apa pun kepada wartawan atau mengeluarkan pernyataan publik.
Sementara itu, para pendukungnya berteriak, "Ibu Aung San Suu Kyi" memanggil namanya.
"Pemilu Myanmar adalah era baru negeri kami," tutur salah satu pemilih, Henri Khin Maung. (Rie/Yus)