Sukses

Salah 'Dandani' Jenazah, Pemakaman Dibatalkan

Pihak keluarga menyadari ada 'kesalahan' fatal pada jasad orangtuanya.

Liputan6.com, Chicago - Pemakaman seorang wanita di kota Chicago pada akhir pekan lalu terpaksa dibatalkan karena pihak rumah duka salah mempersiapkan jenasah.

Menurut Monique Williams—putri almarhumah—pihak keluarga Ella Mae Rutledge (74) berkunjung ke rumah duka Leak and Sons Funeral Home di kawasan Chatham pada Jumat siang, 6 November 2015, untuk memeriksa terakhir kalinya sebelum pemakaman.

Dikutip dari Chicago Tribune pada Selasa (10/11/2015), anak dari si jenazah terhenyak melihat perbedaan muka dan kuku pada jesa yang menurutnya bukan ibunya. Ia bahkan menarik rambut palsu dari kepalanya untuk memastikan kecurigaan.

Benarlah, ibunya memiliki rambut putih, bukan rambut berwarna gelap milik jasad wanita di dalam peti mati.

"Wah, ini sama sekali tidak mirip dengan mama. Kami mengetahui ia pasti terlihat berbeda, tapi tidak sejauh itu perbedaannya. Tidak ada ciri ibu saya," kata perempuan dari South Holland itu.

Spencer Leak Sr., pemilik rumah duka tersebut, mengatakan bahwa seorang pegawai telah lalai memberi tanda pada almarhumah dan satu jasad lain. Lebih membingungkan lagi, putri dari jasad wanita yang satu lagi telah mengiyakan bahwa jenasah Ella Mae Rutledge sebagai jenasah ibunya.

“Ketika kami mengetahui hal ini, kami menanyakan kepadanya apakah ia yakin jenasah ini adalah ibunya. Dia bilang dia jadi berpikir ulang. Ia sangat kecewa dan ingin supaya keluarga yang satunya lagi mengetahui bahwa ia minta maaf…kami sudah dalam bisnis ini selama 83 tahun dan inilah pertama kalinya menguburkan jasad yang salah.”

Rumah duka salah kirim jenasah kepada keluarga. (Sumber Chicago Tribune)

Jenasah Ella Mae Rutledge kemudian diangkat lagi dan dikembalikan ke rumah duka. Para pegawai sudah menghubungi kedua pihak kelaurga untuk menjadwalkan pertemuan dengan keluarga Rutledge.

Tanpa adanya jenasah ibunya, Monique Williams mengadakan kebaktian penghiburan pada Sabtu lalu di Greater Mount Carmel Missionary Baptist Church. Kebaktian ini dihadiri 300 orang yang kebanyakan berasal dari luar kota.

“Sungguh mengganggu. Almarhumah berasal dari Alabama, jadi banyak orang datang melayat dari sana untuk memberikan penghormatan terakhir dan jenasahnya tidak ada. Bahkan pendeta di gerejanya selama 20 tahun terakhir ini kecewa karenanya,” kata Eric Harwell (50), salah seorang pelayat.

Nenek itu meninggal pada 31 Oktober 2015 setelah menderita Alzheimer's selama beberapa tahun dan tinggal di panti jompo South Holland selama 2 tahun terakhir.

"Kami tidak akan mengadakan kebaktian pemakaman lagi. Ini sudah keterlaluan. Ayah saya sangat kecewa. Dia dan almarhumah ibu saya memiliki polis prabayar jauh sebelum ini. Tapi, setelah ini, ia bilang ke saya, ‘Tidak usahlah jenasah saya dibawa ke sana sewaktu saya mati nanti." (Alx/Rie)