Sukses

Wow, Indonesia Masuk 10 Besar Penghasil Sarjana Teknik Sedunia

Kendati sebagai negara berkembang, Indonesia masuk dalam 10 peringkat teratas dalam penelitian World Economic Forum.

Liputan6.com, Davos-Klosters - Kejutan. Ternyata Indonesia termasuk 10 negara penghasil lulusan bidang teknik, manufaktur, dan konstruksi. Tidak percaya? Hasil survei terkini dari yang diterbitkan World Economic Forum (2015) membenarkan hal itu.

Dikutip dari Forbes, Rabu (11/11/2015), dijelaskan bahwa Amerika Serikat, Jepang, dan negara maju lainnya menjadi langganan penghasil sarjana teknik terbanyak selama beberapa puluh tahun.

Namun demikian, sekarang ini sudah terjadi perubahan penting dengan semakin banyaknya sarjana teknik, manufaktur, dan konstruksi yang berasal dari negara-negara berkembang.

Merujuk kepada penelitian oleh World Economic Forum (WEF)—kecuali Tiongkok dan India, karena kekurangan data—Rusia memimpin perolehan dengan 454.436 sarjana bidang-bidang tersebut tiap tahunnya.

Amerika Serikat berada di tempat kedua dengan jarak perolehan yang cukup jauh, yaitu 237.326 orang sarjana teknik, manufaktur dan konstruksi. Disusul oleh Republik Islam Iran dengan 233.695 orang sarjana di tiga bidang itu tiap tahunnya. 

Hebatnya, sejumlah negara dengan perekonomian yang sedang berkembang mulai masuk dalam 10 peringkat teratas dalam penelitian WEF ini. Dua negara tersebut adalah Indonesia dan Vietnam, masing-masing dengan 140.169 orang dan 100.390 orang. Peringkat Indonesia bahkan berada di atas Prancis!

Berikut adalah peringkat penghasil sarjana bidang teknik, manufaktur, dan konstruksi versi WEF (2015):

  1. Federasi Rusia, 454.436
  2. Amerika Serikat, 237.826
  3. Republik Islam Iran, 233.695
  4. Jepang, 168.214
  5. Republik Korea, 147.858
  6. Indonesia, 140.169
  7. Ukraina, 130.391
  8. Mexico, 113.944
  9. Prancis, 104.746
  10. Vietnam, 100.390

Pencapaian itu menjadi penting, karena—seperti disebutkan dalam laporan Human Capital Index 2015 oleh WEF—talenta manusia telah menjadi faktor kunci yang menjadi penghubung inovasi, kebersaingan, dan pertumbuhan di abad 21.

Dengan demikian, data dan ukuran yang lebih baik menjadi penting untuk pengertian tersebut. Human Capital Index memberi paparan kuantitatif tentang bagaimana negara-negara berkembang dan mengembangkan modal manusia (human capital) dan melacak kemajuannya seiring dengan berjalannya waktu.

Seperti ditegaskan dalam laporan tersebut, anugerah modal manusia—yaitu keterampilan dan kemampuan yang ada dalam diri seseorang dan dipakai secara produktif—dapat menjadi penentu penting keberhasilan jangka panjang ekonomi suatu negara, dibandingkan dengan hampir semua sumber daya lainnya.

Sumber daya itu harus dipupuk dan diperkuat secara efisien supaya memberikan hasil, baik bagi seseorang yang terlibat di dalamnya maupun kepada ekonomi secara keseluruhan. (Alx/Rie)*