Liputan6.com, Malta - Swedia mengumumkan penerapan pemeriksaan perbatasan sementara untuk mengontrol gelombang migran ke negara itu. Langkah ini diambil karena peningkatan pendatang baru dianggap mengancam ketertiban umum.
Pada KTT di Malta, Presiden Dewan Uni Eropa (UE) Donald Tusk mengatakan, usaha menyelamatkan peraturan Schengen UE terkait kebebasan bergerak adalah suatu perlombaan melawan waktu.
Baca Juga
Seperti dilansir BBC, Jumat (13/11/2015), Uni Eropa menyepakati dana £1,3 miliar untuk membantu Afrika mengatasi akar masalah ketidakteraturan migrasi.
Advertisement
Tetapi, sejumlah pemimpin Afrika sudah mengecam dengan mengatakan dana yang ditawarkan tidaklah cukup.
Sekitar 150 ribu orang dari negara Afrika seperti Eritrea, Nigeria dan Somalia telah melintasi Laut Tengah dari Afrika tahun ini. Jumlah itu tidaklah sebesar kedatangan 650 ribu orang, sebagian besar warga Suriah, lewat Yunani dan Turki.
Ketegangan di Uni Eropa meningkat karena tekanan yang dihadapi negara-negara di mana migran pertama kali tiba, terutama Yunani, Italia dan Hungaria.
Sebagian dari mereka mengarah ke Jerman atau Swedia --2 negara yang dipandang paling menyambut positif migran-- untuk mendapatkan suaka. (Ado/Nda)