Liputan6.com, Jakarta - Jumlah korban yang tewas dalam aksi teror di beberapa tempat di Kota Paris, Prancis terus bertambah. The Telegraph merilis, sudah ada 60 korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Korban diduga meninggal karena tembakan dari senjata jenis AK47 dan ledakan granat tangan. Selain ledakan yang terdengar di dekat stadion sepakbola tempat pertandingan antara Prancis dan Jerman, teror juga terjadi di salah satu klub malam bernama Bataclan.
Lantaran teror yang menguncang Kota Paris itu, jaringan televisi France 24 menyebutkan, Presiden Francois Hollande yang tengah menyaksikan pertandingan di Stade de France telah dibawa keluar dari stadion ke tempat yang aman.
"Hollande dan Menteri Dalam Negeri bergegas pergi dari pertandingan sepakbola untuk untuk menghadapi situasi yang tengah berlangsung," kata seorang pejabat seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/11/2015).
Seorang saksi mengatakan ia mendengar suara tembakan saat sedang berjalan di sebuah jalan di Distrik 10 Paris, tak jauh dari Place de La Republique. Ketika ia tiba di luar sebuah restoran ia melihat orang yang tewas di tanah.
"Saya melihat 3 mayat yang dimasukkan ke dalam kantong mayat," kata Fabien Baron, seorang mahasiswa.
Sementara BBC merilis, setidaknya satu orang melepaskan tembakan dengan senapan otomatis di restoran Petit Cambodge di Distrik 11 Paris. Tembakan juga terdengar dekat pusat seni Bataclan.
3 Ledakan juga dilaporkan terjadi di luar bar dekat Stade de France, di mana tim Prancis tengah menjamu kesebelasan Jerman.
Wartawan BBC di Restoran Petit Cambodge mengatakan dia melihat 10 orang di jalan dalam kondisi tak bernyawa atau cedera serius.
Dia mengatakan polisi kini telah tiba dan menutup lokasi. (Dms/Ado)
Teror Paris, Pelaku Gunakan AK47 dan Granat Tangan
Meski belum ditetapkan berapa jumlah korban sebenarnya, The Telegraph merilis sudah ada 60 korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Advertisement