Liputan6.com, Paris - Kota Paris dicekam rentetan teror: penembakan di restoran, penyanderaan di gedung konser, dan serangan bom di bar dan stadion di ibu kota Prancis itu.
Presiden Francois Hollande mendeklarasikan situasi darurat di seluruh negeri. Ia juga meminta rakyatnya bekerja sama dengan aparat keamanan selama serangan teroris tak terduga terjadi di Prancis.
"Ini adalah horor," kata dia, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (14/11/2015).
Advertisement
Wilayah perbatasan juga ditututp untuk mencegah serangan lebih lanjut.
Meski demikian, Hollande meminta warga Prancis memperlihatkan rasa tak gentar menanggapi teror yang terjadi.
Sebab, "tujuan teroris adalah agar kita takut."
Teror bermula Jumat malam, 13 November 2015. Sekelompok penyerang menyerbu gedung konser Bataclan tempat band asal Amerika Serikat, Eagles of Death Metal, bermain di depan penonton yang penuh sesak. Mereka memberondongkan senjata dan melempar bahan peledak.
Para pelaku juga menyandera sejumlah orang di lokasi kejadian.
Belakangan, seperti dikutip dari iTele, sumber Kepolisian Prancis mengatakan setidaknya 100 orang ditemukan tak bernyawa di dalam gedung konser Bataclan, termasuk 3 tersangka yang tewas setelah polisi menyerbu lokasi kejadian.
Teror juga terjadi di luar stadion sepak bola. Sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di sana
"Kami sangat terguncang dan shock," kata pelatih Jerman Joachim Loew. (Ein/Ado)**