Liputan6.com, Jakarta - Serangkaian teror mencekam Paris, Prancis. Pascaserangan itu, otoritas Belgia memperketat pemeriksaan di daerah perbatasan, khususnya dengan Prancis.
"Pengetatan pemeriksaan perbatasan dilakukan di perbatasan-perbatasan dalam kerangka kerja khusus bekerja sama dengan otoritas Prancis," kata Pusat Evaluasi Ancaman Belgia, OCAM, seperti dilansir Antaranews, Sabtu (14/11/2015).
Serentetan serangan terjadi di Paris pada Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat. Serangan terjadi di sejumlah tempat, antara lain gedung konser Bataclan dan restoran Kamboja.
Para teroris -- beberapa membawa senapan AK-47, lainnya dengan bom terlilit di tubuh -- menyerang tiba-tiba di sejumlah titik di Paris.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, "Teroris yang tega melakukan kekejaman ini harus tahu, mereka menghadapi Prancis yang penuh tekad dan bersatu."
Dia juga menyatakan keadaan darurat di seluruh negeri dan menutup perbatasan-perbatasan nasional setelah serangan-serangan itu.
Senior intelijen Amerika Serikat kepada NBC News mengatakan, terkait level kecanggihan teror, serangan di Prancis diduga bukan cara ISIS. Lebih mengarah ke Al Qaeda. (Bob/Mvi)
Belgia Perketat Perbatasan Akibat Teror di Paris
Otoritas Belgia memperketat pemeriksaan di daerah perbatasan, khususnya dengan Prancis.
Advertisement