Sukses

Ini Riwayat 1 Terduga Teroris Paris

Ayah dan saudara laki-laki Mostefai kini dalam tahanan polisi.

Liputan6.com, Jakarta - Penyelidik Prancis sudah mengungkap identitas seorang yang diduga penyerang dan menewaskan 129 orang di Paris pada Jumat 13 November lalu.

Nama warga negara Prancis Omar Ismail Mostefai disebut-sebut sebagai penyerang yang teridentifikasi itu, baik oleh media lokal maupun parlemen Prancis.

Seperti dilansir BBC, Minggu (15/11/2015), pria 29 tahun itu memiliki catatan kriminal dan diduga mengalami radikalisasi.

Penyelidik menemukan potongan jarinya di gedung konser Bataclan, tempat 3 terduga pelaku penyerangan melakukan aksi bunuh diri.

Polisi kini berusaha menyelidiki, apakah Mostefai pernah ke Suriah pada 2014, menurut sumber media asing.

Ayah dan saudara laki-laki Mostefai kini dalam tahanan polisi.

"Ini gila, tak terbayangkan. Saya berada di Paris semalam, saya lihat sendiri kekacauannya," kata kakak laki-laki Mostefai, sebelum secara sukarela mendatangi kantor polisi pada Sabtu 14 November.

Mostefai berasal dari kota Courcouronnes, 25 kilometer selatan Paris.
Dia tinggal di kota Chartres sampai 2012 dan secara teratur datang ke masjid di Luce dekat dengan Chartres.

Mostefai memiliki catatan kriminal ringan, tapi tak pernah dipenjara. Pihak keamanan memperkirakan dia mengalami proses radikalisasi pada 2010, namun tak pernah muncul dalam penyelidikan melawan aksi terorisme.

Saudara laki-laki Mostefai mengatakan, mereka sudah beberapa tahun tidak saling berbicara setelah perselisihan keluarga, namun dia tak terkejut adiknya menjadi radikal.

Menurut sang kakak, Mostefai adalah 1 dari 6 bersaudara dan pernah ke Algeria bersama keluarga serta anak perempuannya yang masih kecil.


Kaitan dengan Belgia?

Penyelidikan kini tengah fokus pada kemungkinan kaitan dengan Belgia, setelah polisi menangkap 3 pria dekat perbatasan Prancis.

Mobil Volkswagen Polo hitam dengan registrasi Belgia yang ditemukan di Bataclan, diduga disewa pria Prancis yang tinggal di Belgia, sebut ketua jaksa Paris.

Polisi juga melihat warga negara Prancis tersebut tengah mengendarai mobil lain pada Sabtu 14 November dan masuk ke Belgia dengan 2 penumpang.

Penyelidik tengah membuktikan teori bahwa 3 orang ini mungkin adalah tim penyerang lain, yang berhasil kabur dari lokasi kejadian.

"Kami bisa mengatakan pada tahap investigasi ini bahwa kemungkinan ada 3 tim yang saling berkoordinasi di balik aksi kejam ini. Kita harus mencari tahu dari mana mereka berasal...dan bagaimana mereka mendapat pendanaan," kata Jaksa penuntut Francois Molins kepada awak media.

Pejabat Yunani sebelumnya menyebutkan sebuah paspor Suriah ditemukan dekat jasad seorang terduga pelaku penyerangan di Stade de France. Paspor tersebut diduga digunakan untuk melewati Pulau Leros, Yunani, sebulan lalu. (Rmn/Dry)