Sukses

1 Lagi Teroris Paris Dikenali, Diduga Menyusup sebagai Imigran

Penyidik terus mengidentifikasi untuk mengetahui secara detail cara para teroris ini melancarkan aksi teror di Paris.

Liputan6.com, Paris - Penyidik Prancis terus mendalami fakta dan temuan terkait serangkaian serangan teroris bersenjata di Kota Paris pada Jumat malam 13 November lalu. Terutama menelusuri jejak para pelaku teror Paris yang berdasarkan data resmi otoritas Prancis menyebabkan 129 orang tewas, sekitar 352 korban luka yang 99 orang di antaranya dalam kondisi kritis.

Aparat Prancis bahkan menemukan 3 senapan otomatis jenis Kalashnikov dari sebuah mobil merek SEAT warna hitam yang ditemukan di Montreiul, pinggiran Kota Paris. 3 Pucuk senapan tersebut diduga dipakai oleh para teroris saat serangan pada Jumat lalu.

CNN mewartakan, Minggu (15/11/2015), pengebom pertama meledakkan diri di stadion sepak bola Stade de France adalah warga negara Suriah. Berdasarkan penyelidikan dan penemuan paspor di lokasi penyerangan, pria 25 tahun itu diduga imigran yang tiba di Pulau Leros, Yunani pada 2 Oktober lalu.

Ia memiliki paspor darurat atas nama Ahmad al Mohammed. Sidik jari pada paspor tersebut ternyata cocok dengan pengebom di Stade de France. Sementara 2 pengebom lainnya dilaporkan memegang paspor palsu dari Turki. Sejauh ini penyidik terus mengidentifikasi untuk mengetahui secara detail cara para teroris ini melancarkan aksi teror.

Terkait penemuan 3 senapan Kalashnikov di mobil merek SEAT, penyidik Prancis menduga beberapa penyerang bisa saja melarikan diri.

Sebelumnya, 1 dari 7 penyerang teridentifikasi bernama Omar Ismail Mostefai. Sementara, 6 orang yang diduga mempunyai keterkaitan dengan pelaku telah ditahan. "Di antara 6 orang itu adalah ayahanda Mostefai, kakak dan kakak iparnya," beber sumber kepolisian dan kejaksaan, seperti dilansir AFP.

Pemerintah Prancis telah menyatakan 3 hari berkabung atas meninggalnya 129 korban serangan teroris di beberapa bagian kota. Kelompok Negara Islam Suriah dan Irak atau ISIS pun telah mengklaim sebagai penanggung jawab teror di Paris. (Ans/Ado)