Liputan6.com, Damaskus - Kelompok militan ISISÂ kembali menebar ancaman terhadap negara yang mengambil bagian dalam serangan udara di Suriah. Setelah Prancis, ISIS juga akan menyerang Amerika Serikat di Washington DC.
Peringatan itu disampaikan ISIS dalam sebuah rekaman. Video yang muncul di website yang digunakan untuk mengirim pesan ISIS itu menggambarkan cuplikan berita setelah teror Paris pada Jumat 13 November 2015, yang menewaskan 129 orang.
Baca Juga
Pesan ancaman terhadap negara-negara yang terlibat dalam perang Suriah itu disampaikan seorang pria mengenakan seragam dan sorban, yang diidentifikasi dalam sub judul sebagai Al Ghareeb Aljazair.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mengatakan kepada negara-negara yang mengambil bagian dalam kampanye perang yang oleh Allah, Anda akan memiliki hari, insya Allah, seperti Prancis dan oleh Allah, seperti kita memukul Prancis di pusat tempat tinggal di Paris, maka kami bersumpah bahwa kami akan menyerang Amerika di pusatnya di Washington DC," kata pria itu seperti dikutip reuters, Selasa (17/11/2015).
Selain Amerika, ISIS juga akan memperingatkan kepada negara-negara Eropa untuk bersiap-siap menerima serangan. Pasukan ISIS akan mendatangi negara-negara tersebut dengan jebakan dan bahan peledak.
"Saya katakan kepada negara-negara Eropa bahwa kita akan datang, datang dengan jebakan dan bahan peledak, datang dengan sabuk peledak dan senjata. Anda tidak akan dapat menghentikan kita karena saat ini kita jauh lebih kuat dari sebelumnya," jelas Al Ghareeb Aljazair.
Menanggapi ancaman ini, Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat tidak akan mengomentari video yang belum diklarifikasi keabsahannya itu. Pihaknya mengaku belum mendapatkan informasi yang menunjukkan akan adanya potensi serangan oleh kelompok tersebut.
"Sementara kita mengambil semua ancaman serius, kita tidak memiliki informasi yang kredibel spesifik serangan terhadap tanah air AS," kata seorang pejabat setempat.
Pemerintah Prancis telah menyerukan bahwa teror di Paris merupakan tindakan perang. Karenanya, Prancis tidak akan mengakhiri serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak. (Ali/Mar)
Â