Sukses

Panel Tenaga Surya Siap-Cetak Menjadi Solusi Krisis Listrik

Pada negara berkembang yang kesulitan akses listrik, teknologi tenaga surya di lembar plastik siap-cetak bisa menjadi solusi masa depan.

Liputan6.com, Melbourne - Tenaga surya pernah menjadi tenaga listrik dengan harga tinggi, pada akhir 70-an satu watt dihargai US$ 40. Pada tahun 2013, harga itu menurun secara drastis menjadi US$ 0,74.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, yang memiliki kebutuhan tenaga listrik murah dan bersih, dan harga yang murah menjadi kabar yang menggembirakan. Wilayah-wilayah tanpa aliran dapat dengan mudah mendapatkannya.

Kelak, 1,3 milyar orang-orang di negara berkembang bisa mendapatkan akses listrik, melalui 'batere' panel tenaga surya. (foto: The Plaid Zebra)

Kelak, 1,3 miliar orang-orang di negara berkembang bisa mendapatkan akses listrik, melalui 'batere' tenaga surya. Produksi teknologi sel tenaga surya setipis kertas ini tidak membutuhkan biaya yang besar, hanya cukup dengan pencetak skala industri. Panel kecil berukuran 10 x 10 cm bisa memproduksi 10 sampai 50 watt per meter kubik.

Panel seukuran 10 x 10 cm bisa menyediakan tenaga 10 sampai 50 watt. (foto: The Plaid Zebra)

Perpindahannya pun dimudahkan dengan bentuk yang fleksibel. Jenis panel tenaga surya ini pun sukses karena bentuknya yang sederhana dan harganya yang miring, dilaporkan dari The Plaid Zebra, Selasa (17/11/2015).

Ilmuwan dari agensi sains nasional Australia, CSIRO, bekerjasama dengan dua universitas Australia, Melbourne dan Monash, mengembangkan sel tenaga surya yang dicetak dalam lembaran plastik, sebagai bagian dari Victorian Organic Solar Cell Consortium sejak 2007.

Tim dari 50 periset ini terdiri dari ahli kimia, ahli fisika, dan insinyur, yang berharap panel surya cetak bisa digunakan untuk peralatan rumah tangga berdaya rendah pada beberapa tahun mendatang.

"Teknologi ini sedang menuju tahap komersialisasi, dan akan mengubah cara kita mengisi daya gadget pribad," menurut Fiona Scholes, ilmuwan periset senior di CSIRO.

Panel bisa memiliki banyak kegunaan, seperti men-charge gadget pribadi. (foto: The Plaid Zebra)

"Penutup iPad, tas laptop, pelapis iPhone tidak lagi hanya menjadi sekedar penutup, namun untuk mengumpulkan tenaga dan juga mengisi daya," ungkap Scholes kepada Mashable.

"Panel tenaga surya bisa ditempelkan di berbagai jenis peralatan, seperti kemasan produk, jendela dan perabotan, bangunan dan dapat digunakan di lokasi terpencil, dan negara berkembang," ungkap Scholes.

Produksinya cukup dengan alat cetak biasa, namun menggunakan tinta matahari. Tim mencetak sel matahari seperti halnya uang plastic dicetak-- proses pencetakan yang sudah dikembangkan sejak 2011.

Panel bisa dibuat dengan mesin cetak biasa, namun menggunakan tinta matahari. (foto: The Plaid Zebra)

Walau panel dianggap murah untuk diproduksi, mesin untuk memproduksinya merupakan investasi besar. Masalah lainnya adalah sel-sel dari panel rentan pada udara lembab menjadi masalah dalam pengaplikasiannya di negara tropis.

Perusahaan kini sedang berusaha menemukan solusinya, dengan harapan dalam beberapa tahun mendatang, teknologi ini bisa tersedia secara global. (Ikr/Rcy)