Liputan6.com, Urumqi: Pusat kota Urumqi, Xinjiang, Cina, terlihat mulai tenang meski masih diliputi sedikit ketegangan, Ahad (12/7), usai dilanda kerusuhan etnis yang mengakibatkan 184 nyawa melayang. Terlihat polisi masih berjaga-jaga di kawasan yang pekan silam menjadi pusat kerusuhan.
Untuk mengamankan situasi, Biro Keamanan Publik Urumqi mengeluarkan peringatan yang melarang beberapa bentuk aksi penghimpunan massa, baik pawai ataupun unjuk rasa. Beberapa jalan hingga kini masih ditutup dan pasar masih dijaga aparat kepolisian.
Biro keamanan juga menyebutkan kondisi di Urumqi terkontrol, walau beberapa unjuk rasa kecil masih terjadi secara sporadis. Hingga kini, pemerintah Cina belum mengeluarkan keterangan resmi soal kerusuhan di Xinjiang dan kebijakan yang diambil Beijing pascakerusuhan.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan pemerintah menyatakan akibat kerusuhan itu 184 orang tewas. Sebanyak 137 korban tewas berasal dari etnis Han sedangkan 46 dan satu orang lainnya berasal dari etnis Uighur dan Hui. Namun, klaim tersebut diragukan sebagian besar etnis Uighur yang mengatakan korban tewas justru lebih banyak dari kelompok mereka.
Kerusuhan di Xinjiang diawali dengan unjuk rasa yang digelar guna menuntut penyelidikan pertikaian yang melibatkan etnis Uighur dan Han di sebuah pabrik di selatan Cina. Saat hendak dibubarkan, para pengunjuk rasa menolak. Sementara itu, pihak pemrotes mengatakan kerusuhan dimulai karena adanya aksi provokasi dari polisi yang mengawal unjuk rasa [baca: Unjuk Rasa Rusuh, 140 Tewas].(ANS/Associated Press)
Untuk mengamankan situasi, Biro Keamanan Publik Urumqi mengeluarkan peringatan yang melarang beberapa bentuk aksi penghimpunan massa, baik pawai ataupun unjuk rasa. Beberapa jalan hingga kini masih ditutup dan pasar masih dijaga aparat kepolisian.
Biro keamanan juga menyebutkan kondisi di Urumqi terkontrol, walau beberapa unjuk rasa kecil masih terjadi secara sporadis. Hingga kini, pemerintah Cina belum mengeluarkan keterangan resmi soal kerusuhan di Xinjiang dan kebijakan yang diambil Beijing pascakerusuhan.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan pemerintah menyatakan akibat kerusuhan itu 184 orang tewas. Sebanyak 137 korban tewas berasal dari etnis Han sedangkan 46 dan satu orang lainnya berasal dari etnis Uighur dan Hui. Namun, klaim tersebut diragukan sebagian besar etnis Uighur yang mengatakan korban tewas justru lebih banyak dari kelompok mereka.
Kerusuhan di Xinjiang diawali dengan unjuk rasa yang digelar guna menuntut penyelidikan pertikaian yang melibatkan etnis Uighur dan Han di sebuah pabrik di selatan Cina. Saat hendak dibubarkan, para pengunjuk rasa menolak. Sementara itu, pihak pemrotes mengatakan kerusuhan dimulai karena adanya aksi provokasi dari polisi yang mengawal unjuk rasa [baca: Unjuk Rasa Rusuh, 140 Tewas].(ANS/Associated Press)