Sukses

Rusia: Pesawat Kami Jatuh di Mesir Karena Bom

Residu TNT ditemukan di serpihan pesawat dan di salah satu barang milik penumpang.

Liputan6.com, Moskow Kremlin akhirnya mengumumkan secara resmi bahwa bom adalah penyebab jatuhnya pesawat penumpang Metrojet 9268 di Semenanjung Sinai, Mesir, 31 Oktober 2015 lalu. Rusia berjanji memberi ganjaran bagi pelaku dan melakukan serangan udara yang lebih intensif lagi bagi ISIS di Suriah.

Sebelum ini, Rusia belum mau mengakui analis dari negara Barat yang mengatakan jatuhnya pesawat itu disebabkan oleh aksi teroris. Moskow bersikeras bahwa mereka menunggu hasil resmi investigasi. Burung besi itu meledak berkeping-keping di udara sebelum jatuh ke bumi, 23 menit setelah lepas landas menuju St. Petersburg dari Mesir.

Namun, setelah Kremlin rapat pada Senin 15 November 2015 malam, tiga hari setelah para militan ISIS berhasil membunuh 129 orang di Paris, Alexander Bornikov, kepala keamanan Federal Security Bureau (FSB), mengatakan bahwa ada bahan 'asing' yang ditemukan di sisa pesawat dan barang salah satu penumpang. Bahan asing itu menyebabkan pesawat meledak.

"Menurut analisa oleh tim ahli kami, sebuah bom racikan sekitar 1 kilogram TNT diledakkan di penerbangan itu, sehingga membuat pesawat meledak di udara. Itulah yang menjelaskan mengapa serpihan pesawat jatuh sedemikian rupa jauhnya," kata Bortnikov seperti dilansir The Guardian, Selasa (17/11/2015).

"Kami bisa pastikan bahwa itu adalah tindakan terorisme," tambahnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan insiden itu adalah salah satu ledakan paling mematikan sepanjang sejarah Rusia modern. Sehingga, ia memutuskan untuk lebih mengintensifkan serangan udara kepada ISIS di Suriah.

"Kami jelas harus menambah serangan udara demi mengganjar para kriminal itu," kata Putin.

Orang nomor satu Rusia itu juga memerintahkan para pasukan mata-matanya mencari siapa yang paling bertanggung jawab atas serangan yang mengakibatkan tewasnya sejumlah orang sipil itu.

"Kami akan mencari siapa mereka, di seluruh planet ini dan menghukum mereka tanpa ampun," tutur Putin dengan geram.

Kantor berita Rusia, Interfax, menyiarkan bahwa FSB menawarkan US$ 50 juta bagi siapapun yang memberikan informasi siapa pelaku peledakan pesawat nahas itu. 

Beberapa hari setelah kecelakaan itu, Amerika Serikat dan sumber pemerintah Inggris sudah mengatakan pesawat kemungkinan besar dibom.

Kelompok militan Mesir yang berafiliasi dengan ISIS, menyebut diri sebagai Kelompok Militan Provinsi Sinai mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Serangan itu mereka lalukan sebagai balasan dendam atas serangan udara yang dilakukan Rusia di Suriah. (Rie/Yus)