Liputan6.com, Johannesburg - Pengadilan Afrika Selatan memutuskan dua bayi yang tertukar saat lahir akan tetap bersama keluarga yang telah merawat mereka sampai saat ini.
Nama orang tua yang terlibat dirahasiakan demi melindungi identitas sang anak.
Wartawan BBC Pumza Fihlani berbincang dengan salah seorang ibu tentang penderitaan yang dirasakannya selama beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Dalam sebuah rumah kecil di timur Johannesburg, MotherX -- begitu dia dipanggil oleh media Afrika Selatan -- mengaku selalu menduga anak laki-laki yang dia besarkan bukanlah yang dia lahirkan.
"Seorang ibu selalu tahu ada yang lain dengan anaknya. Aku selalu tahu dalam pikiranku, tapi hanya berharap itu salah selama bertahun-tahun. Ketakutan terburukku kini menjadi kenyataan," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (19/11/2015).
Pada 4 Agustus 2010 ia dipisahkan dari bayi perempuannya selama beberapa hari, untuk memulihkan diri setelah melahirkan dengan operasi caesar. Pada saat itulah dia percaya pertukaran itu terjadi di Rumah Sakit Tambo, Boksburg, daerah timur Johannesburg.
"Ketika aku menjenguk buah hatiku, yang ditunjukkan padaku adalah bayi laki-laki. Aku bilang ke perawat telah terjadi kesalahan, karena anakku perempuan bukan laki-laki -- Saya memeluknya bayiku sendiri ketika itu. Mereka hanya tertawa," katanya.
Pada akhirnya dia berhenti berpikir kalau dia telah membuat kesalahan dan membawa bayi itu pulang. MotherX pun mencintai dan merawat si bayi sejak hari itu.
Tes DNA
Tapi pada tahun 2013, dunianya seakan runtuh ketika suaminya menuntut tes DNA untuk memastikan ayah biologis dari anak bungsu mereka.
Dia mengatakan si anak tidak mirip dengannya, dan dia hanya akan membayar biaya perawatan untuk anak pertama mereka.
"Dalam perjalanan pulang dari pengumuman hasil tes, saya ingat nyaris tertabrak oleh dua mobil. Aku sangat terpukul ketika itu, mereka tak hanya mengatakan bahwa dia bukan ayahnya tapi aku pun bukan ibunya," jelas dia.
"Rasanya seperti mimpi buruk."
Setelah hampir 2 tahun dalam ketidakpastian, Pengadilan Tinggi Gauteng Utara di Pretoria minggu ini memutuskan anak-anak itu harus tetap dengan orang tua yang merawat mereka.
Hakim juga memutuskan, orang tua tidak memiliki hak hukum terhadap anak biologis masing-masing tetapi diizinkan untuk menemui mereka.
Baca Juga
Keputusan ini sejalan dengan rekomendasi Badan Hukum Anak University of Pretoria, yang diminta membantu menentukan langkah terbaik bagi kedua anak.
Laporan ahli anak, Anne Skelton, mengatakan kedua anak telah membentuk ikatan kuat dengan keluarga angkat mereka.
Sebelumnya, MotherX menyatakan dia ingin anak-anak "ditukarkan kembali".
Tapi pengacaranya mengatakan dia bisa menerima keputusan itu.
"Klien saya menyadari betapa terikat putrinya itu dengan keluarga yang merawatnya dan menerima bahwa akan lebih baik jika mereka terus membesarkan anak yang selalu dianggap milik mereka," kata Henk Strydom kepada BBC.
Strydom mengatakan orang tua akan terus menjalani terapi. Pejabat yang ditunjuk pengadilan akan menyusun rencana pengasuhan yang menguraikan bagaimana setiap keluarga berhubungan dengan anak biologis mereka.
Kedua ibu menjalani waktu bermain yang diwajibkan pengadilan dengan anak biologis mereka sejak tahun lalu.
"Dia terlihat begitu mirip denganku. Seperti melihat diri sendiri ketika menatapnya. Matanya seperti milikku, dia tampak seperti anakku yang lain. Itu membuatku senang. Anak yang kurawat juga terlihat seperti keluarga yang lain," kata MotherX.
Dia mengaku sulit mengikhlaskan putrinya dengan keluarga lain.
"Saya harus terus mengingatkan diri bahwa anak-anak tidak bersalah di sini, bahwa anak laki-laki yang saya rawat layak mendapatkan cinta dari saya," katanya.
"Saya ingin melindungi dia dari segala yang terjadi. Kami sangat dekat dan saya sangat mencintainya. Itu semua sangat menyakitkan."
Bagian dari ikhtiarnya ialah membujuk pihak rumah sakit mengakui kesalahan mereka - meskipun belum jelas bagaimana pertukaran itu terjadi.
Bantuan biaya
Pihak rumah sakit sejauh ini menolak mengomentari masalah tersebut. Beberapa menduga si bayi tertukar saat diberi tanda.
Insiden bayi tertukar jarang terjadi di Afrika Selatan -- kasus yang terakhir dilaporkan terjadi 9 tahun lalu, melibatkan jenazah bayi.
"Anda tidak bisa berpura-pura ini tidak pernah terjadi. Ini (menyangkut) kehidupan orang," kata MotherX.
Karena mantan pasangannya kini tidak membayar perawatan anak, MotherX, yang tidak punya pekerjaan, berjuang menghidupi keluarga. Pengacaranya, yang bekerja tanpa bayaran, mengatakan keputusan pengadilan memungkinkan mereka menuntut pejabat kesehatan.
"Bantuan keuangan akan membantu memberikan anak 5 tahun itu kualitas hidup yang lebih baik," kata Strydom.
MotherX bersyukur bahwa putrinya sedang dibesarkan di sebuah keluarga yang jauh lebih stabil secara finansial -- dia mengaku merasa lebih lega karena itu.
"Saya bisa melihat mereka merawatnya dengan baik. Dia sangat dekat dengan ibunya yang lain, saya lihat itu juga." (Tnt/Rie)
Â