Liputan6.com, Manila - Unjuk rasa besar-besaran terjadi di jalanan ibukota Filipina, Manila, tempat para pemimpin berbagai negara menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC.
Ratusan masyarakat adat, mahasiswa, dan kelompok buruh bentrok dengan polisi yang mengerahkan meriam air. Mereka membawa plakat berisi protes terhadap para anggota APEC.
KTT ini juga dibayangi sengketa wilayah atas kegiatan China di Laut Cina Selatan. Para pemimpin juga menyerukan diperluasnya kerjasama anti-teror global, setelah terjadi teror di Paris.
Advertisement
Rancangan deklarasi yang hasil akhirnya akan dirilis hari ini berisikan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik APEC para pemimpin negara di KTT yang mengecam keras semua tindakan teror, dan menekankan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kerjasama dan solidaritas internasional dalam memerangi terorisme.
Para pengunjuk rasa berkumpul pada Kamis (19/11/2015) pagi di area Manila Bay, tempat pertemuan APEC diselenggarakan. Mereka menyerukan pembubaran APEC, menuduh blok perdagangan itu menyalahgunakan negara-negara miskin.
"APEC dan globalisasi imperialis hanya menguntungkan negara kaya sambil terus memiskinkan negara berkembang seperti Filipina," kata Pemimpin unjuk rasa, Renato Reyes seperti dikutip dari BBC.
Puluhan ribu tentara dan polisi pun akhirnya berjaga-jaga di sekitar kota demi mengantisipasi gangguan dan kemungkinan serangan teroris.
Selain bersiaga, mereka juga memainkan musik dansa keras untuk meredam suara-suara protes dari pengunjuk rasa. (Tnt/Rie)