Sukses

6 Penemuan Terbaik 2015

Inilah 6 dari sekian penemuan terbaik pada tahun 2015 versi Time.

Liputan6.com, Jakarta - Penemuan merupakan suatu bentuk, komposisi materi, peranti, atau proses yang baru. Sebagian didasarkan pada bentuk-bentuk, susunan, proses, atau gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya.

Sementara ciptaan baru menjadi terobosan-terobosan radikal yang mungkin memperluas batas-batas pengetahuan atau pengalaman manusia.

Penemuan dapat pula berupa inovasi, dan dengan demikian menjadi suatu terobosan besar. Bisa jadi memberikan dampak yang kecil atau bahkan sangat besar. Seperti yang diulas oleh Time, Kamis (19/11/2015).

Inilah sejumlah penemuan yang membuat dunia lebih baik, cerdas dan lebih menyenangkan versi laman tersebut:

2 dari 7 halaman

'Hoverboard' Scooter

Setengah Segway, setengah papan seluncur, terciptalah skuter yang melaju dengan cara menyeimbangkan tubuh. Secara umum dikenal sebagai hoverboard.

Meskipun secara nyata tidak mengambang. Ini merupakan produk paling viral belakangan.

Alat ini menggunakan giroskop -- yakni perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, yang berlandaskan pada prinsip-prinsip momentum sudut. Melaju ke depan dan mundur dengan menyender alat transportasi ini cukup menyenangkan.

Max Yellin, salah satu penemu PhunkeeDuck -- satu dari 20 perusahaan yang membuat Hoverboard scooter -- melihat dampak yang besar terhadap produk ini. Di mana bisa saja perkembang menjadi transportasi baru di kota-kota atau kampus," ungkap Yellin.

Namun produk yang menghibur ini cukup mahal dengan harga mencapai US$ 300 hingga US$1.700 -- bergantung pada merek dan fiturnya.

3 dari 7 halaman

Lowline Lab (Taman Bawah Tanah)

"Ini bukan seperti taman yang pernah Anda lihat sebelumnya," ungkap Dan Barasch dari Lowline.

Ini merupakan sebuah terminal troli yang dirancang ulang oleh Dan Barasch dan James Ramsey, sebagai media penghijauan berisi bunga, tanaman dan ruang untuk menikmati sinar matahari.

Kuncinya berada pada 'remote skylight' atau lampu langit terpencil yang mampu menyediakan cahaya alami pada tempat-tempat gelap. Sistem tersebut menangkap sinar matahari dari atap yang kemudian dialirkan ke bawah tanah melalui kabel dengan serat optik.

Lalu pantulan cahaya tersebut disebarkan oleh kubah, yang menjadi energi untuk tanaman berkembang.

Untuk memberikan pembuktian bahwa teknologi tersebut berfungsi, Barasch dan Ramsey membangun Lowline Lab. Namun model prototipe yang mereka buat di New york ini masih membutuhkan sejumlah persetujuan dan pendanaan untuk diselesaikan.

Brasach yang telah menarik 3.300 pendukung dari situs Kickstarter itu tidak membuatnya berkecil hati.

4 dari 7 halaman

Sensor Pencari Gluten

Bagi jutaan warga Amerika dengan penyakit celiac atau sensitif terhadap gluten -- makan di luar dapat menyebabkan sejumlah masalah. Karena tak ada yang tahu batasan protein dalam hidangan.

Namun Nima Sensor mungkin saja menjadi solusi dari masalah tersebut. Setelah sampel di masukkan ke dalam alat, antibodi proprietary akan mencari jejak gluten.

Jika di dalam hidangan mengandung kadar protein berlebih, akan muncul gambar wajah murung dan sebaliknya.

"Harapanku ke depan adalah orang-orang bisa makan dengan bebas tanpa harus takut sakit," ucap Shireen Yates dari salah satu penemu 6 SensorLabs yang juga sensitif terhadap gluten.

Perusahaan ini ke depannya juga akan membuat teknologi yang dapat mendeteksi alergi makanan, termasuk kacang-kacangan dan produk susu.

5 dari 7 halaman

Monitor Bayi

"Apakah anakku baik-baik saja?" Itu menjadi alasan terciptanya produk perusahaan bernama Sproutling yang satu ini.

Dengan bentuk seperti jam tangan modern -- produk ini bisa memantau detak jantung, suhu badan dan banyak lagi -- melalui aplikasi di ponsel pintar mereka.

Ketika sudah mengetahui kebiasaan bayi, Sproutling juga bisa memberikan prediksi, seperti kapan buah hati akan terbangun dari tidurnya.

"Secara menyeluruh, kami ingin memahami kebiasaan-kebiasaan bayi," ungkap CEO Sproutling, Chris Bruce yang memiliki dua putra.

6 dari 7 halaman

Sepatu yang Bisa Diikat Dengan Satu Tangan

Pada tahun 2012, Matthew Wazler yang dulu masih duduk di bangku SMP dan mengalami lumpuh otak mengirim surat ke produsen sepatu ternama Nike.

"Impianku bisa kuliah di Universitas pilihan, tanpa harus memikirkan orang lain membantu mengikat tali sepatuku setiap hari," tulis Wazler.

Berpikir mendapat peluang untuk menciptakan kategori sepatu baru atas inspirasi dari Wazler, Nike pun mengerahkan tim desain mereka. Tahun ini mereka mengungkapkan produk barunya, Flyease 8.

"Sepatu dengan merek Lebron James itu memiliki mekanisme pengencang terinspirasi dari proses buka tutup sebuah pintu," ungkap kepala perancang sepatu, Tobie Hatfield.

Meski masih memiliki kekurangan, namun menurut Wazler -- yang diberikan sepasang sepatu, alas kaki itu memiliki rasa kebebasan dan pencapaian yang luar biasa.

7 dari 7 halaman

Alat Pendeteksi Polusi Pribadi

Untuk menghindari polusi dan alergi yang membahayakan, ada baiknya kita mengetahui kandungan dari udara yang kita hirup. Produk yang dibuat oleh Tzoa dan dikembangkan oleh ahli kelistrikan Kevin R. Hart ini, mungkin salah satu yang bisa digunakan.

Caranya: menggunakan sensor untuk melakukan evaluasi atmosfir, dengan mengukur suhu, partikel, dan paparan sinar matahari.

Hasil yang didapat dari akumulasi di atas, kemudian diunggah ke database virtual agar institusi seperti Johns Hopkins bisa melakukan penelitian kualitas udara.

Tzoa berencana untuk meluncurkan versi siap pakai, yang dapat dipakai oleh pengguna pada Mei 2016 mendatang.

(Rcy/Tnt)

Video Terkini